Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah).
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.
- Fahombo (Lompat Batu)
- Fatele/Foluaya(Tari Perang)
- Maena
- Tari Moyo
- Tari Mogaele
- Sapaan Ya'ahowu
- Fame Ono nihalõ (Pernikahan)
- Omo Hada(Rumah Adat)
- Fame'e Tõi Nono Nihalõ (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)
Dalam
budaya Ono Niha (Nias) terdapat cita-cita atau tujuan rohani hidup bersama yang
termakna dalam salam “Ya’ahowu” (dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia
“semoga diberkati”). Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna:
memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Lebih
Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan sikap-sikap: perhatian,
tanggungjawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian,
berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang
lain : tidak hanya menonton, tanggap, dan bertanggungjawab akan kebutuhan
orang lain (yang diucapkan : Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak
terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi
makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam
damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan
untuk pengembangan hidup bersama.
0 comments:
Post a Comment