Nias

Thursday, August 15, 2013

Sejarah Gereja Asia

GEREJA MULA-MULA DI ASIA
Kekristenan lahir di tempat antara Timur dan Barat, yakni Yerusalem. Dari segi geografis kota Yerusalem terletak diwilayah Asia Barat, tetapi dari segi polotis merupakan ibukota suatu propinsi kekaisaran Romawi yang berorientasi ke arah Eropa. Dari sinilah Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya menjadi saksi ke Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi.  Masa pertama Gereja di Asia (sampai tahun 1500), menguraikan perluasan kekristenan pertama ke arah Timur, ke wilayah Timur Tengah, India dan sampai ke Cina. Orang Kristen Asia adalah orang yang pertama sekali memakai gedung gereja sebagai tempat beribadah dan yang pertama menerjemahkan Alkitab. Raja Kristen pertama adalah orang Asia.
Bagian Barat mengabarkan Injil di Asia (1500-1945), menguraikan sejarah gereja Asia pada zaman misi Gereja Barat. Periode tersebut merupakan periode yang paling kaya dari segi sumber-sumber historis, baik sumber primer maupun buku-buku dan lain-lain. Di Asia kekristenan menghadapi agama-agama dan kebudayaan kuat, yang sulit dimasuki Injil. Kesulitannya menimbulkan beberapa pertikaian, misalnya mengenai isu tentang kasta, upacara menghormati nenek moyang dan lain-lain. Penginjilan diarahkan pada golongaan masyarakat yang dianggap strategis. Berbeda dengan misi katolik, misi Protestan mengutamakan penerjemahan Alkitab sebagai langkah pertama pekabaran Injil. Gereja protestan menekankan Firman Tuhan (sola scriptura), ditambah lagi tersedianya Alkitab dalam bahasa setempat, memungkinkan gereja membentuk teologi kontekstual, tanpa bergantung terus pada hasil penafsiran orang-orang Barat.
            Tujuan misi Protestan adalah menanam serta mendidik gereja-gereja bumi putra mandiri. Beberapa gereja di Asia, terutama di Korea dan jepang, dengan cepat mencapai kemandirian ekonomi, sedangkan di negara lain gereja tetap bergantung pada dana dari luar. Orang Kristen setempat dipersiapkan jawab atau kekuasaannya. Perang Dunia II secara dratis menghentikan “masa remaja” gereja Asia, sehingga dipaksa untuk mencapai kemandirian. Kekristenan Asia pada periode 1945-90, menguraikan sejarah gereja-gereja dalam usaha mencapai kemandirian, serta mengembangkan kekristenan bergaya Asia abad ke-20.
Permulaan Gereja Di Asia
A.    Timur Tengah
Antiokhia, ibukota propinsi Siria, kota ketiga dalam Kekaisaran Romawi, menjadi pusat penginjilan kepada orang-orang bukan Yahudi. Di kota inilah para pengikut Yesus untuk pertama kalinya disebut ‘Kristen’. Gereja di Antiokhia menjadi gereja pengutus bagi perjalanan Paulus dan Barnabas ke propinsi Asia Kecil (Turki). Gereja di Antiokhia bertanggung jawab atas penggembalaan di daerah tersebut, sebagaimana tampak pada tujuh puncak surat tulisan Ignatius, Uskup Antiokhia, ketika ia sedang dibawa ke Kota Roma untuk dihukum mati pada tahun 107 M. Uskup Antiokhia berkuasa atas daerah di sebelah timur Laut Tengah. Dua negara besar yang berkuasa atas daerah Timur Tengah pada abad pertama adalah Roma dan Partia (kemudian disebut Persia). Dalam Kekaisaran Romawi ada beberapa faktor yang emnolong penyebaran Injil kearah Barat. Hukum dan tata-kenegaraan Romawi (pax Romana‘Perdamaian Roma’) menjamin keamanan dan stabilitas.
Daerah-daerah di kawasan timur kurang stabil dibandingkan dengan Kekaisaran Romawi. Lembah Sungai Efrat, daerah yang berbatasan dengan Kekaisaran Romawi, tergoncang oleh peperangan antara Roma dan Partia/Persia. Namun, sistem perhubungan melalui jalan perdagangan (jalan sutra) dari Siria ke lembah Tigris-Efrat (Irak, Iran), menuju ke Cina, ataupun melalui arah perjalanan laut dari Mesir ke Arabia dan India sudah baik. Penyebaran Injil ke Asia mengikuti jalan-jalan perdegangan tersebut. Daerah timurjuga mempunyai bahasa bersama. Bahasa Siria (Arami), yang dipakai seluruh Mesopotamia, dan juga orang Yahudi untuk sehari-harinya. Terjemahan Alkitab dalam bahasa Siria menjadi sarana penginjilan yang penting. Bangsa Yahudi menjadi jembatan untuk penginjilan di seluruh daerah Timur Tengah.
B.     India
Menurut Kisah Rasul Tomas, setelah hari pentakosta kedua belas rasul membuang undi untuk menentukan ke mana setiap orang diutus untuk mengabarkan Injil. Di India, disuruh membangun istana un tuk Raja Gudnaphar. Akan tetapi, uang yang diterima untuk pembangunan istana diberikan oleh Tomas kepada orang miskin. Tomas menerangkan bahwa ia sedang membangun istana di sorga bagi Raja Gudnaphar. Raja itu sangat marah memenjarakan Tomas. Akan tetapi, sesudah Tomas melakukan beberapa mujizat bersama dengan adiknya Gad menerima ‘tiga tanda meterai kekristenan’, yaitu urapan minyak, babtisan dan perjamuan Kudus. Tomas berjalan jauh untuk mengabarkan Injil, sampai ia ditombak mati di bagian di india. Bukti menunjukkan bahwa seorang yang bernama Tomas pedagang memimpin suatu kelompok besar, 400 oarng Kristen, mengungsi pada Partia pada tahun 345, pada masa penghambatan. Sebuah patung perunggu telah ditemukan yang menggambarkan raja Malabar, Palli-Vanavar, yang meninggal kira-kira tahun 350. Patung raja tersebut dihiasi kalung dengan lambang salib, dengan teratai di tangahnya.
C.    Edessa
Di antara dua negara besar, Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Partia, terletak beberapa negara kecil yang berjuang dengan susah payah untuk mempertahankan kedudukan mereka sebagai negara merdeka. Salah satu negara kecil itu adalah kerajaan Osrhoene. Ibukotanya adalah Edessa, yang terletak di Sungai Daisan, anak Sungai Efrat, dekat jalan perdagangan antara Armenia dan padang gurun pasir di Siria. Edessa adalah kota pertama yang mempunyai gedung gereja. Orang-orang Kristen di Kekaisaran Romawi masa itu berkumpul di rumah-rumah jemaat untuk beribadat. Pada akhir abad ke-2 gereja di Edessa sudah mempunyai klerus. Menurut ajaran Addai, Uskup Edessa yang pertama adalah Addai dan ia mengangkat Aggai sebagai penggantinya. Aggai, tukang jahit kain sutra di istana, dibunuh atas perintah anak Abgar, orang yang tidak percaya. Kemudian Palut ditahbiskan sebagai uskup oleh Serapion, Uskup Antiokhia, menjelang akhir abad ke-2. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa Uskup Antiokhia berwewenang atas Gereja Timur pada masa itu. Pada abad ke-3 gereja di Edessa sudah berkembang dan kuat. Pada tahun 216 kota Edessa direbut oleh Kaisar Caracalla, sehingga Osrhoene menjadi sebaian Kekaisaran Romawi.
D.    Kristologi dan Soteriologi Gereja Asia Purba
Agama Kristen lahir di suatu tempat dan pada suatu waktu di mana berbagai kebudayaan dan kepercayaan bertemu. Akarnya  ada dalam agama Yahudi. Dalam perkembangan teologi Kristen muncul berbagai perbedaan antara Gereja Timur dan Gereja Barat. Mengenai antara hubungan Allah dan manusia. Gereja Roma berpikir secara praktis dan etis. Pokok persoalan utama yang dibicarakan adalah kebenaran; yaitu masalah dosa dan akibat dosa, pertobatan, dan kasih karunia Allah dalam pengampunan dosa. Yesus dianggap terutama sebagai Juruselamat. Perjamuan Kudus diberi tempat yang pokok, oleh karena sakramen tersebut kematian Tuhan Yesus di Kayu salib kita peringati. Orang-orang Kristen Asia lebih menekankan perasaan dan pengertian daripada kelakuan. Pokok utama bagi gereja Asia adalah perbedaan antara yang abadi  dan yang fana; apa yang diketahui untuk memperoleh hidup yang kekal.
Kesimpulannya: kota Antiokhia menjadi pusat pekabaran Injil ke dunia bukan Yahudi. Sumber-sumber unutk penginjilan di luar Kekaisaran Romawi sebagian bergantung pada legenda-legenda. Namun, trdisi bahwa Rasul Tomas mendirikan gereja di India didukung oleh penemuan-penemuan ilmu purbakala lain. Sudah terbukti bahwa Injil cepat tersebar di lembah Tigris-Efra, dengan perkembangan gereja yang kuat, yang berpusat di kota Edessa. Terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Siria memainkan peran bermakna dalam perkembangan jemaat. Gereja Asia purba memandang Kristus dari segi pertentangan antara yang fana dan yang abadi, sebagai Guru dan Penebus. Pengertian Asia itu dianggap dualistis oleh beberapa tokoh Gereja Barat, tetapi sekarang diterima sebagai suatu usaha mewujudkan kekristenan dalam konteks Asia.
Pertumbuhan Dan Penghambatan Di Persia
A.    Gereja Purba di Partia
Kerajaan Persia telah menguasai daerah Barat Tengah mulai abad ke-6 sampai abad ke-4 SM. Persia dikalahkan oleh Aleksander Agung, perintis dinasti Seleucid (Yunani). Kemudia pada tahun 247 SM bangsa Partia, pengembara-pengembara dari bagian utara, merebut kekuasaan di Asia Barat Tengah. Disana banyak corak kebudayaan dan agama yang berbeda-beda. Agama utama adalah agama Zoroaster. Dan masih banyak penganut-penganut lain. Imam-imam Zoroaster sering merampas rumah orang Kristen, menangkap dan menyiksa para penghuninya. Pada tahun 160 Uskup Abraham pergi ke Ktesiphon, ibukota Kekaisaran Partia, dengan tujuan memohon agar kaisar mengeluarkan edik melarang penyiksaan orang Kristen oleh imam-imam. Meskipun  gereja menghadapi penghambatan dari para tokoh Zoroaster, namun gereja terus berkembang.
B.     Penghambatan di bawah Kekaisaran Persia
Pada tahun 225 M propinsi Persia memberontak melawan Kekaisaran Partia. Dalam waktu satu tahun mereka merebut kekuasaan di seluruh daerah Kekaisaran Partia, dan memproklamirkan Ardasyair sebagai raja pertama dinasti Sassandi. Dengan peristiwa tersebut mulailah zaman Kekaisaran Persia yang kedua. Dinasti Sassanid menganggap dirinya sebagai ahli waris bangsa Media dan Persia. Mereka mempunyai cita-cita untuk memulihkan kejayaan Persia yang dulu, dan mempersatukan kekaisaran dalam satu agama. Pada tahun 226 agama Zoroaster dinyatakan sebagai agama negara Persia. Pada mulanya gereja tidak mengalami penghambatan, malahan berkembang. Kerajaan Persia Sassanid meneruskan peperangan melawan Kekaisaran Romawi.  Permusuhan antara Persia dan Roma begitu dahsyat sehingga orang Kristen yang mengungsi dari Roma karena dianiaya semakin diterima di Persia. Gereja di Persia maupun di Roma dianggap sebagai satu umat.
Kesimpulannya: Gereja berkembang di Persia, namun tetap merupakan kelompok minoritas. Agama Zoroaster (agama negara sesudah tahun 226) mempunyai susunan kepercayaan yang kuat dan hierarki magus-magus melawan agama-agama lain. Hubungan umat Kristen dengan saudara-saudara seiman di negara-negara lain menimbulkan kecurigaan, dengan akibat kebijakan pemerintah terhadap gereja selalu dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Roma, dan juga oleh baik buruknya hubungan Kekaisaran Persia dengan Kekaisaran Romawi.
Umat Kristen di Persia mengalami penganiayaan yang pasang surut. Tahun 339-379 merupakan puncak penganiayaan. Penganiayaan kali ini sampai-sampai melemahkan gereja. Meskipun demikian, gereja bertahan, sampai akhirnya pada tahun 410 diberi status minoritas resmi dalam negara bukan Kristen. Gereja di Persia mengembangkan suatu identitas yang kuat; dengan ciri-ciri teologi bercorak Nestorian, sehingga akhirnya dikenal sebagai gereja Nestorian; dengan penghargaan tinggi terhadap hidup beraskese; dan semangat  besar untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia.
Gereja Dan Islam
Perluasan agama Islam yang cepat pada abad ke-7 merupakan tantangan besar bagi Kekristenan di Asia, bahkan yang terbesar dalam sejarah gereja. Di Arabia dan di Afrika iman Kristen nyaris musnah. Di Siria dan di Palestina gereja dibiarkan sebagai minoritas resmi dalam sistem ‘dhimmi’. Penyerbuan bangsa Turki, bangsa yang sangat kejam, pada abad ke-11 menambahkan penganiayaan, sedangkan Perang Salib, dengan tujuan membebaskan Tanah Suci, akhirnya membawa penderitaan dan memperburuk hubungan Kristen-Islam.
Penindasan sosial dan ekonomi di bawah pemerintahan Islam melemahkan gereja. Penderitaan umat Kristen mencapai puncak yang paling dahsyat dengan pembunuhan besar-besaran oleh tentara Tamerlan. Akibatnya gereja Asia hampir hilang, kecuali di Siria, India Selatan dan beberapa jemaat kecil yang terpencar-pencar di Asia.
Misi Katolik Roma
Akibat sistim padroado, para pekabar Injil Katolik datang ke Asia berdampingan dengan penjajahan Portugal. Fransiskus Xaverius bersama tokoh-tokoh Yesuit lain mempelopori pengabdian penuh kasih serta metode pengajaran yang sederhana dan pekabar Injil di seluruh dunia, baik di dalam maupun di luar wilayah jajahan Portugal dan Spanyol. Di Jepang, Cina dan India misi Yesuit menghadapi agama-agama asli yang kuat. Mereka berusaha memenangkan orang-orang terkemuka, pemimpin masyarakat, dengan metode menyesuaikan imannya dengan kebudayaan Asia. Ordo-ordo lain menuduh Serikat Yesus terlalu sinkretis.
Di Jepang gereja cepat berkembang sebagai hasil pertobatan beberapa daimyo, lalu masa penganiayaan dahsyat hampir melenyapkan gereja. Di Cina, Ricci dan pengganti-penggantinya disenangi di istana, tetapi akhirnya gereja dilemahkan oleh kontroversi mengenai upacara istiadat Cina, dan penentangan kaum Buddha. Di India De Nobili berhasil menginjili beberapa orang Brahmin, tetapi gereja dilemahkan oleh kontroversi mengenai upacara istiadat Malabar. Dalam setiap pertikaian, keputusan terakhir Gereja Katolik Roma menolak bahaya sinkretisme atau kompromis dengan agama-agama lain.
Misi Protestan Dan Perkembangan Gereja Di Cina
Dengan menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Cina, Robert Morrison meletakkan dasar misi Protestan di Cina. Pada abad ke-19 Cina terpaksa membuka diri terhadap orang asing dan terhadap perdagangan candu. Meskipun para misionaris mencela perdagangan tersebut, mereka berbondong-bondong masuk Cina bersamaan dengan imperialisme. Keadaan ini mengakibatkan kekristenan dianggap berkaitan erat dengan imperialisme.
Hudson taylor dengan badan misinya CIM mengabarkan Injil secara luas di pedalaman Cina, dengan tujuan agar orang Cina percaya secara pribadi kepada Yesus Kristus. Ia berusaha menyesuaikan diri dengan masyarakat Cina dan mendirikan gereja asli Cina. Pada tahun 1905 kurang lebih seperseuluh orang Protestan Cina telah menjadi Kristen sebagai hasil pelayanan CIM. Di lain pihak tujuan Timothy Richards adalah mendidik golongan terkemuka, agar kebudayaan Cina diresapi nilai-nilai Kristen dan alumni perguruan tinggi Kristen. Wang Mingado memimpin gerakan Kristen Cina yang bersifat asli, yang bebas dari pengaruh Barat dan tidak bergabung pada dukungan ekonomi Barat. Pada tahun 1949 kaum komunis menguasai seluruh Cina.
Misi Dan Perkembangan Gereja Di Jepang
Pada abad ke-19 perjanjian-perjanjian perdagangan membuka jalan bagi pekabaran Injil di Jepang. Orang Jepang ingin memperoleh teknologi dan pengetahuan Barat, sehingga semakin terbuka terhadap agama Kristen, bahkan pemerintah mengangkat orang Kristen sebagai pengajar diperguruan negeri. Dengan datangnya pastor-pastor Katolik Roma, umat Kristen tersembunyi yang merupakan keturunan jemaat-jemaat yang pertama di Injili 300 sebelumnya, berani manampakkan diri. Meskipun dianiaya, gereja Katolik Roma berkembang. Nikolai, pendeta konsul Rusia, membangun gereja Ortodoks Rusia di Jepang.
Gereja-gereja Protestan berhasil diantara golongan militer, yaitu Samorai, yang tertarik pada konsep pemuridan dan pengabdian. Orang-orang Skristen Samurai mengadakan pertemuan ditempat salah seorang guru Kristen, di perguruan tinggi Kristen atau di perguruan tinggi pemerintah. Kebangunan rohani pada masa 1880-an membuat gereja berkembang cepat. Beberapa tokoh Kristen Jepang muncul sebagai pemimpin , yang mewujudkan kekristenan gaya Jepang. Uchimura memimpin gerakan nir-gereja. Pengabdian Kagawa melayani orang miskin menggerakkan hati nurani masyarakat Jepang. Meskipun perkembangan gereja di Jepang cukup menggembirakan, namun kehidupan umat Kristen tidak lepas dair pergumulan. Nasionalisme Jepang yang semakin kuat berkaitan dengan upacara agama Syinto menyebabkan orang Kristen menjadi bingung mancari jalan menyatakan kesetiaannya kepada tanah air Jepang, tanpa membahayakan iman Kristen sejati.
Kekristenan Di Thiland Dan Burma/Myanmar
Baik di Thailand maupun di Burma/Myanmar agama Buddha berkaitan erat sekali dengan kepribadian suku bangsa utama. Baik di Thailand maupun di Burma, kekristenan paling berhasil berkembang diantara suku-suku minoritas, terutama di daerah pegunungan. Akibatnya, di Burma perjuangan politik suku-suku minoritas dan permusuhan antara suku sering melibatakan soal agama.
Gereja di Thailand mengembangkan kepemimpian penduduk asli. Gereja mengalami perkembangan pesat pada tahun 1960-an dan 1970-an, terdorong oleh kerjasama antara gereja dan kampanye pekabaran Injil bersatu. Kebijakan pemerintah Burma yang suka mengasingkan negerinya dari dunia mendorong gereja untuk berdiri sendiri dan mengabarkan Injil secara agresif. Kekristenan berkembang diantara suku-suku pegunungan di mana gereja mengalami pembaharuan rohani serta gerakan kharismatik. Baik di Thailand maupun di Burma/Myanmar terjadi polarisasi antara kaum evangelikal dan kaum oikumenis mengenai misi gereja dan peranan gereja terhadap masyarakat beragama Buddha.
Kekristenan Di Malaysia Dan Singapura
Pendudukan Jepang pada masa perang Dunia II mendorong baik perkembangan kepemimpinan asli maupun oikumene. Sesuai perang, dibuka sekolah-sekolah teologi dan didirikan Dewan Kristen Malaysia. Ancaman Komunis pada masa keadaan darurat mengakibatkan pemerintahan penjajah Inggris mendukung pekabaran Injil di Perkampungan Baru, dengan hasil banyak gereja Cina didirikan. Kejadian yang paling menentukan pada masa kini adalah pembagian Malaya/Singapura menjadi dua negara, Malaysia dan Singapura, dengan kebijakannya masing-masing. Di Malaysia Islam, yang merupakan agama negara, semakin bersikap agresif. Umat kristen menjawab ketegangan dengan mengembangkan kemandirian supaya bebas dari pengaruh Barat, dengan gerakan oikumene dan dengan gerakan pertumbuhan gereja serta pembaharuan rohani.
Singapura dinyatakan negara sekuler berdasarkan kebebasan beragama, sehingga lebih terbuka, dengan akibat gereja bertumbuh pesat. Di Singapura orang Kristen kebanyakan dari golongan muda berpendidikan tinggi. Baik di Singapura maupun di Malaysia gerekan Kharismatik berkembang dikalangan orang berpendidikan. Baik di Singapura maupun di Malaysia Barat golongan masyarakat berpendidikan, terutama orang Cina, paling terbuka terhadap Injil. Di malaysia Timur suku-suku aslilah yang paling terbuka. Orang Melayu hampir belum tersentuh kekristenan, malah di Malaysia orang Melayu tidak boleh beralih agama menjadi Kristen.
Kekristenan Di Filipina
Sejarah gereja Filipina harus dipahami dalam konteks pengaruh kuat Amerika, masalah-masalah ekonomi yang semakin meningkat, masa diktator militer tahun 1972-86 dan pemberontakan kaum Maois serta kaum Islam. Filipina merupakan negera Katolik. Kebanyakan pennduduknya beragama Katolik, maka gereja Katolik Roma berpengaruh dilapangan politik. Pada masa pemerintahan Marcos jumlah orang Katolik yang melawan pemerintah semakin meningkat. Pada tahun 1986 peranan Kardinal Sin menentukan jatuhnya Marcos dan pemilihan Corazon Aquino sebagai Presiden.
Umat Protestan terbagi atas empat kelompok: golongan oikumene (DGNF), golongan evangelikal (DKF), golongan fundamentalis serta golongan Khrismatik/Pentakosta. Kaum oikumene lebih aktif mengeluarkan pendapat mengenai isu-isu politik. Gereja-gereja Protestan bertumbuh pesat sejak tahun 1970-an, dengan pekabaran Injil secara agresif yang bertumpu pada gereja lokal. Kaum oikumenis dan evangelikal bekerjasama dalam program penginjilan DAWN. Semangat nasionalisme mewarnai baik gereja Katoliuk maupun gereja Protestan dan menarik banyak orang masuk gereja Filipin mandiri ataupun sekta Iglesia ni Cristo.

Misi Protestan Dan Perkembangan Gereja Di India
Misi Protestan masuk India bersama dengan negara Inggris, sehingga tidak terlepas dari corak imperialisme, meskipun pemerintah Inggris bersikap netral terhadap agama. William Carey menetapkan asas-asas misi yang menjadi dasar bagi misi Protestan: penerjemahan Alkitab, penelitian mendalam kebudayaan setempat, penginjilan luas dan pembangunan gereja asli mandiri. Hendri Martyn memberi sumbangan penerjemahan Alkitraab dengan mutu ilmiah yang tinggi.
Para pekabar Injil bersilisih pendapat mengenai soal kasta. Alexander Duff mendirikan sekolah-sekolah untuk orang India berkasta tinggi dengan sebagian menjadi Kristen atau terpengaruh oleh pemikiran Kristen. Namun pertumbuhan gereja yang utama terjadi dalam lingkungan kasta rendah. Orang Kristen berkebangsaan India mempunyai peranan yang menentukan dalam gerekan pertobatan massal; sedangkan para pekabar Injil dari Barat agak lambat menyambut gelombang orang beralih agama masuk Kristen.
Pada abad ke-20 pendidikan teologi ditingkatkan. Muncullah beberapa tokoh Kristen yang mengekspresikan spritualitas Kristiani dalam bentuk kehidupan khas India, misalnya Sundar Singh, atau dalam bentuk teologi yang diarahkan pada konsep-konsep pemikiran Hindu.

Kekristenan di Asia (Kec. Filipina) sampai hari ini merupakan minoritas, padahal agama Kristen mulai dan berkembang di Asia. Di sinilah pentingnya mempelajari sejarah gereja di Asia untuk melihat cara bertumbuh dan kemudian hambatan yang diperolehnya, sehingga menjadi suatu realitas bagi kita di masa kini. Kekristenan akan dipelajari sejak awalnya dengan maksud agar mahasiswa bisa mengevaluasi sejarah itu sendiri.
Timur Tengah
a. Antiokhia menjadi pusat kekristenan di Asia dan penginjilan bagi orang non- Yahudi
b. Di sini para pengikut Kristus disebut Kristen (Kis 11:26)
c. Gereja Antiokhia menjadi gereja pengutus bagi Paulus dan Barnabas ke Propinsi Asia Kecil (sekarang Turki) dan terutama Efesus (di mana Rasul Yohanes meninggal di sana).
d. Ada dua kekaisaran yang berkuasa pada zaman itu: Romawi dan Persia. Romawi berhasil membuat stabilitas politik (Pax Romana) sehingga penginjilan dengan lebih leluasa bisa masuk ke Eropa.
e. Pada sisi lain kawasan Timur Tengah yang dikuasai Persia kurang stabil perpolitikannya, namun penginjilan dapat berjalan terns melewati jalan perdagangan atau disebut Jalan sutra yaitu dari Siria menuju ke Cina. Jalan Sutra menjadi sarana juga bagi pekabaran Injil ke Asia.
f. Bahasa Siria adalah bahasa yang dipakai sehari-hari dalam dunia Mesopotamia yang juga dipakai oleh orang Yahudi. Alkitab diterjemahkan ke dalam Bahasa Siria yang juga menjadi alat penginjilan.
g. Bangsa Yahudi umumnya telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, sehingga menjadi suatu jembatan penginjilan (Bdk. strategi Paulus yang mencari sinagoge dalam melakukan penginjilan)
h. Orang Yahudi pada satu sisi dibenci karena keberhasilan dalam perdagangan, tetapi pada sisi lain banyak yang tertarik dengan agama Yahudi yang mengajarkan monoteisme. Sehingga banyak yang masuk agama Yahudi, yang kemudian juga Kristen.
i. Peristiwa Pentakosta dihadiri orang-orang dari Asia: Partia, Media, Elam, Mesopotamia, dan Arabia (Kis 2:9-11). Mereka percaya kepada Tuhan, yang kemudian diduga mereka inilah yang mengabarkan Injil di daerah mereka masing-masing di Asia.
 India
a. Tradisi (Kisah Rasu/ Tomas) menyebutkan bahwa para murid membuang undi untuk menentukan daerah mana yang akan diinjili oleh para murid. Tomas mendapat jatah pergi ke India. Ada kisah legenda yang terjadi tentangnya (Ruck, 14).
b. Pertanyaan: di mana fungsi legenda dalam penulisan sejarah. Umumnya dibuktikan bahwa Tomas memang ke India, namun kisah yang menyertainya perlu dipilah-pilah.
c. Ada beberapa bukti Tomas datang ke India:
1) Gereja Mar-Tomas di India Selatan (sampai ada saat ini) mempertahankan tradisi kuno (dalam bentuk nyanyian dan puisi) bahwa Tomas datang ke Malabar tahun 52 M, mendirikan tujuh jemaat, tetapi kemudian mati sahid di tangan tokoh-tokoh Brahman di Mylapore, dekat Madras.
2) Orang Eropa seperti Marco Polo (1293) mengisahkan kunjungannya ke makam Tomas. Begitu pula kesaksian orang Portugis (1522) yang menemukan makam tersebut. Eksistensi orang Kristen di Kerala dengan kasta khusus di antara orang Hindu membuktikan kisah ini.
3) Penemuan purbakala juga mendukung hal ini, di mana dalam Kisah Tomas disebutkan tentang Raja Gundaphorus, yang temyata raja itu memang ada di India Utara (19M).
4) Rasul Tomas diduga pergi ke India melewati lautan di mana India adalah kota perdagangan yang menghubungkan Alexandria di mana India adalah penghasil rempah-rempah, gading, wol, batu permata..
d. Pantaenus (pimpinan sekolah teologi Alexandria) pemah ke India tahun 180 dan menemukan jemaat Kristen yang dugaannya didirikan oleh Rasul Bartolomeus.
e. Pengakuan Iman Nicea tahun 325 juga ditandatangani oleh seorang yang bemama Yohanes dari Partia yang juga mewakili India Besar.
f. Tahun 345 ada bukti yang mengatakan seorang pedagang bemama Tomas memimpin pengungsian kelompok Kristen beIjumlah 400 orang ke MalabarTahun 547 seorang pedagang Aleksandria bemama Cosmas menulis buku Topografi Kristen bahwa ada orang Kristen di sepanjang peIjalanan Afiika dan Asia, termasuk Srilanka, Malabar, Bombay, Kerajaan Partia, Yamen, Arabia.
4. Eddessa
a. Ada satu negara kecil di Asia yang sangat penting dalam kekristenan yaitu kerajaan Oshrone dengan ibukotanya Edessa.
b. Ada kisah legenda yang ditulis Eusebius Sejarah Gereja yang melukiskan raja Abgar V menulis surat kepada Yesus. Yesus menjawabnya, dan setelah kenaikan Yesus, Tomas mengutus Thadeus atau Addai menetap di Edessa. Ia menyembuhkan Raja Abgar V. Apakah kisah ini benar?
c. Raja Abgar VII adalah raja pertama di Asia yang menjadi Kristen.
d. Edessa adalah kota pertama yang memiliki gedung gereja, dan inilah kiranya gedung gereja pertama di dunia.
e. Di Edessa juga untuk pertama kalinya PB diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Siria (Edessa) di mana PL sudah ada sebelumnya.
f. Abad ke-2 juga Edessa memiliki seorang uskup yaitu Addai, dan kemudian digantikan oleh Aggai.
5. Perbedaan Pengajaran di Timur dan Barat:
a. Tidak dapat disangkali bahwa ketika agama Kristen lahir dan berkembang, dia berjumpa dengan agama-agama, serta kebudayaan yang ada disekitamya. lni menyebabkan adanya perbedaan dalam sejarah perkembangan gereja nantinya. Misalnya, konsep orang kudus tidak ada di dalam konsep gereja di Asia (Timur), tetapi di Barat hat ini sudah ditradisikan.
b. Soteriologi:
1) Di Barat: konsep soteriologi dibahas secara praktis dan etis. Artinya, yang menjadi pokok persoalan adalah kebenaran yaitu dosa dan akibat dosa, pertobatan, kasih karunia Allah untuk pengampunan dosa yang disediakan dalam Yesus Kristus, serta sakramen perjamuan kudus mendapat tempat utama karena menyatakan pengorbanan Yesus.
2) Di Timur: konsep soteriologi dimengerti sebagai perasaan dan pengertian; misalnya: apa yang harus diketahui untuk memperoleh hidup kekal, perbedaan antara yang abadi dan falla, zat jasmani dipandang sebagai pesimistis dan dualistis, dunia ada dalam genggaman iblis dan jiwa manusia akan dilepaskannya oleh Yesus yang mengalahkan iblis. Yesus adalah guru yang tertinggi yang membawa Firman Hidup. Yang penting: tolak iman yang palsu dan pertahankan iman yang benar. Sakramen yang penting adalah baptisan yang bertujuan membersihkan manusia dari kefanaan dan dijadikan milik Tuhan. Pengajaran ini banyak terdapat dalam puisi dan perumpamaan gereja purba di Asia.
c. Kristologi:
1) Konsep kristologi di Asia dapat dikatakan beragam. Taianus orang Asisria, dari Adiabene, setelah kembali dari pendidikan di Roma membuat buku dengan nama Diatessaron yang merupakan gabungan dari keempat Injil. Di dalam Injil inilah ia menjelaskan Yesus sebagai Firman yang menyatakan bagaimana Yesus adalah Allah.
2) la mengembangkan kehidupan beraskese sebagai corak teologi Asia, di mana pergi meninggalkan kehidupan dunia.
3) Bardaisan dari Edessa yang dibesarkan di Persia dan dalam lingkungan mistik dan pemujuman Babilonia mengajarkan kekristenan bahwa tubuh itu baik, tetapi kurang sempuma.
4) Kisah "lnjil Tomas" mengisahkan pentingnya hidup beraskese dan menjalankan kehidupan yang minimalis.
d. Fenomena apakah ini?
Ini membuktikan bahwa sejak semula bapa-bapa gereja berusaha menyampaikan berita Injil dalam konteksnya. Memang tidakdapat dihindari terjadi perbedaan penekanan, percampuran, bahkan sinkretisme. Tetapi upaya ini harus dilihat dari kacamata upaya gereja mengkontekstualkan dirinya agar relevan bagi dunianya.
GEREJA BERTUMBUH DAN TERHAMBAT DI PERSIA
1. Gereja Purba di Partia
a. Partia adalah suatu kekaisaran yang menguasai Asia Barat dan Tengah. Pemerintahnya kurang begitu kuat dibandingkan dengan Romawi. Di dalam kekaisaran pemerintahan diatur secara otonomi oleh daerah masing¬masing. Jadi pemerintahan di daerah cukup mengakui kekaisaran PartiR dan membayar pajak, sedangkan humID berlaku masing-masing. lni akan menyulitkan kekristenan, lain halnya dengan kekaisaran Romawi dalam kasus Paulus.
b. Agama utama yang dianut adalah Zoroaster, dan beberapa agam mistri lainnya. Agama ini percaya kepada dewa-dewa (Ahura-Mazda dan Ahriman). Kitab sucinya adalah Avesta. Nama para imamnya dalah "magus" yang mana pemimpin ini memiliki pengaruh dalam masyarakat, penasehat raja, dan menjadi imam-imam sampai ke desa-desa.
c. Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Siria, di samping Bahasa Yunani.
d. Injil masuk PartiR diduga dari orang-orang Yahudi yang mendengar khotbah Petrus pada haq Pentakosta (Kis 2). Jadi adalah suatu yang bukan asing bagi penginjil-penginjil untuk pergi ke Partia.
e. Sebuah buku beIjudl "Tawarikh Arbil" (tahun 560 M) menceritakan tentang sejarah berdirinya gereja di propinsi Adiabene (ibukota Arbela). Kemungkinan Adai atau Aggai (99M) datang mengabarkan Injil ke sana dan akhirnya berhasil memenangkan Paquida (anak seorang budak milik imam Zoroaster). la kemudian menjadi gembala pertama di Adiabene.
f. Sikap pemerintah PartiR sangat toleran terhadap orang Kristen, sehingga banyak orang Kristen yang dianiaya di Roma pindah ke Partia. Tetapi pemerintah tidak melindungi orang Kristen dari penganiayaan para imam Zoroaster. Contoh, uskup Adiabene bernama Samsun yang melakukan penginjilan dibunuh olah para magus.
g. Tetapi penginjilan berjalan terus sehingga ada juga pejabat yang menjadi Kristen seperti Raqbakht (th 140) gubernur Adiabene menjadi percaya. Ia sangat rajin memberitakan Injil sehingga menimbulkan kemarahan para magus. Ia mall dibunuh, tetapi kemudian dipanggil kaisar untuk memimpin peperangan. _ang sekali, ia tewas dalam peperangan, sehingga kekristenan kehilangan orang yang melindunginya.
h. Imam-imam Zoroaster ini terus terlibat dalam penganiayaan orang Kristen dan merampas harta milik orang Kristen. Walaupun telah diusahakan menghadap kaisar agar orang Kristen dilindungi (seperti uskup Abraham), tetapi kekaisaran rupanya tidak terlalu mempedulikan.
i. Penganiayaan tidak membuat gereja mati, malah sebaliknya bertumbuh. Pada tahun 225 setidaknya sudah ada lebih dari 20 keusukupan di Persia (minus di Ktesiphon dan di Nisibis).
2. Penganiayaan di bawah kerajaan Persia
a. tahun 225 propinsi Persia memberontak terhadap kekaisaran Partia, dan akhirnya merebut seluruh kekaisaran Partia.
b. Ardasyir memproklamirkan diri sebagai raja pertama dari dinasti Sassanid, yang mengganggap dirinya sebagai dinasti keturunan Media dan Persia. . Kerajaan ini mersemikan Zoroaster sebagai agama negara dan berusaha menyatukan agama dan kekaisaran.
c. Pada awal pemerintahan Persia, kekritenan tidak menghadapi penghambatan. Malahan gereja bertumbuh di ibukota Persia yaitu Seleukia-Ktesiphon dan sampai memiliki keuskupan.
d. Awal penganiayaan: seorang bernama Kartir yaitu imam besar Zoroaster ingin menghancurkan agama-agama lain. Tetapi musuh utamanya adalah agama Manieheisme yang didirikan oleh Mani. Agama ini adalah upaya menyatukan agama Zoroaster, Buddha dan Kristen. Mani dianiaya, tetapi kekristenan mulai ikut teraniaya.
e. Kerajaan Persia Sassanid terns berekspansi dan berperang melawan Romawi. Ketika di Romawi orang Kristen dianiaya, maka orang Kristen diterima dengan senang hati di Persia. Tetapi ketika Konstantinus, menjadi kaisar Romawi dan menjadi Kristen serta menjadikan Kristen agama negara, maka kekristenan mulai dicurigai dan dimusuhi karena dianggap mata-mata musuh.
f. Konstantinus sendiri justru memperburuk keadaan dengan mengirim surat kepada Kaisar Persia, Syahpur II tahun 315, di mana ia minta agar orang-orang Kristen dilindungi di Persia. Maksudnya baik, tetapi hasilnya sangat buruk (baca hal. 31). Akhirnya timbul perasaan marah karena mencampuri urusan dalam negeri Persia, yang pada akhirnya kekristenan mulai mendapat penganiayaan.
g. Ketika Romawi hendak memerangi Persia, kaisar Konstantinus minta para uskup mendoakan rencana ini. Salah satu uskup Persia berdoa untuk kemenangan Roma. Celakanya, kaisar Konstantinus tidak jadi menyerang Persia karena ia meninggal. Akhirnya Persia justru menyerang Nisibis yang menjadi pusat kekeristenan. Uskup Yakobus berdoa dan syukur Tuhan mendatangkan wabah lalat sehingga tentara Persia mundur dan kacau.
h. Mulailah penganiyaan yang dahsyat ketika Syim'un (uskup Selukia-Ktesiphon) dituduh orang Yahudi memata-matai Persia dan menjadi antek kaisar Romawi. Orang Kristen mula-mula disuruh membayar pajak dua kali lipat. Tetapi Syim'un menolak.
i. Lalu pemerintah mulai menghancurkan seluruh gedung gereja dan merampas harta bendanya. Para pastor yang tidak mau menyembah dewa matahari dibunuh, termasuk Syim'un yang mati dibunuh setelah menolak menyembah dewa matahari dan ia menyaksiakan dulu pembunuhan para pastor.
j. Than 339-379 kekristenan sangat kejam dianiaya di Persia. Sasaran pertama mereka adalah para pemimpin gereja yang dibunuh, kemudian orang Kristen yang berlatar belakang Zoroaster. Pada waktu itu setidaknya 16,000 orang mati sahid karena imannya. Ini jauh lebih buruk dari penganiayaan yang dialami orang Kristen di Roma (Baca bal. 33).
k. Ketika Persia berhasil mengalahkan Roma, terjadi perdamaian selama 50 tahun antara Roma dan Persia. Hasilnya: penganiayaan dihentikan dan kekristenan mulai berkembang lagi, bahkan sejumlah bangsawan masuk Kristen lagi.
3. Kekristenan sebagai agama resmi
a. Perdamaian antara Roma dan Persia melibatkan uskup Marutha dari Armenia yang ditugaskan menyusun konsep perdamaian itu. Ia pun meminta kepada raja Persia agar kekristenan diberi status resmi dan meminta gereja dibangun kembali dan orang Kristen yang dipenjarakan agar dilepaskan.
b. Tahun 410 di Persia, agama Kristen diberi status resmi yang sama dengan agama Zoroaster, sesuai dengan edik yang dikeluarkan raja Yazdgard I. Dan Uskup Izhaq, uskup Ktesiphon diakui sebagai pemimpin Umat Kristen Persia (Katolikos). Semua uskup di Persia dipanggil untuk menandatangi edik tersebut dan dianggap sebagai Sinode Pertama Gereja Timur.
c. Pada Sinode Pertama ini dibahas tentang perlunya keseragaman hari raya Paskah, penerimaan kanon Konsili Nicea dan Pengakuan Iman Nicea. Tata tertib gereja disusun.
d. Edik itu pada sisi lain mengaikbatkan bahwa gereja bertanggung jawab kepada kaisar di mana gereja adalah perpanjangtanganan kaisar.
e. Umat Kristen memang diberi kebebasan beragama, tetapi kebebasan yang diberikan terbatas yaitu tidak boleh mengabarkan Injil. Orang yang pindah dari Zoroaster ke agama Kristen akan dihukum mati. Pada masa ini juga kekristenan akhimya juga seringkali mengalami penganiayaan.
f. Tahun 424 gereja Persia me1epaskan diri dari gereja Barata pada sinode Dadyeshu di kota Markabta, karena beranggapan bahwa Katolikos tidak bisa diadili dan dipimpin oleh uskup AgungIPaus, tetapi kepala gereja sendiri yaitu Yesus Kristus.
g. Gereja dapat dikatakan berkembang karena perpisahan ill. Walaupun sebagai minoritas gereja cukup kuat karena banyak dari golongan tinggi yang menjadi Kristen. Hukuman mati yang menjadi ancaman kalau menjadi Kristen seringkali tidak dihiraukan. Bahkan seringkali hukuman itu diperingan menjadi hukuman penjara biasa.
h. Gereja di Persia, khususnya dalam masyarakat yang berbahasa Persia yang paling berhasil dalam perkembangannya, karena kaum profesional dan pedagang banyak yang menjadi Kristen. Pada abad ke- 7 jumlah orang Kristen dan Yahudi diperkirakan berjumlah 1 1/2 juta jiwa. Dan Gereja Nestorian sudah mantap dengan memiliki 1 patriakh, 9 metropolit, 96 uskup. Ada juga golongan Yakobit, persekutuan Kristen monofisit yang memiliki 1 metropolit (uskup agung) dan 12 uskup.
4. Gereja Nestorian
a. Ada banyak gereja yang muncul pada abad ke-5 seperti Nestorian, Yakobit, dsb. Tetapi yang menonjol di Asia adalah Nestorian.
b. Ada tiga ciri khas Gereja Nestorian yaitu: teologi nestorianisme, penghargaan hidup beraskese (kerahiban), semangat pekabaran Injil.
c. Teologi Nestorianisme muncul adalah akibat perselisihan tentang tabiat Kristus:
1) Konsep tentang Kristus (Kristologi) bagi gereja-gereja di Antiokhia adalah tabiat Ilahi dan tabiat manusia Kristus terpisah.
2.) Gereja Alexandria mengakui penyatuan tabiat ilahi dan tabiat manusia dalam diri Kristus, jadi hanya ada satu tabiat ilahi pada Kristus (monofisit).
d. Akibat pandangan ini, Nestorius yang menjadi pemimpin gereja di Antiokhia mempertajam perselisihan karena dia menyerang konsep "theotokos" yaitu Maria sebagai Bunda Allah. la mengusulkan Maria diberi gelar Kristotokos (Ibunda Kristus).
e. Cyrillus, uskup Alexandria menuduh apa yang diajarkan Nestorius sebagai ajaran sesat, karena dianggap mengingkari keilahian Kristus. lni dugaan yang salah. Tetapi akibatnya Nestorius dipecat oleh Konsili oikumenis di Efesus tahun 431 dan akhirnya ia tinggal sampai meninggalnya di Mesir.
f. Konsili Chalchedon tahun 451 mengambil jalan tengah perselisihan itu: di mana Yesus adalah satu pribadi di dalam dua tabiat yaitu manusia dan ilahi. Namun justru Konsili Chalchedon menimbulkan skisma antara pengikut monofisit Gereja Siria, Mesir dan Ethiopia dengan gereja di Persia yang mengikuti ajaran Nestorius. Perpecahan terus terjadi di antara gereja-gereja yang akhirnya membuat gereja di Barat dan Timur terpisah yang pada puncaknya terjadi pada Konsili Konstantinopel tahun 553.
g. Karakteristik yang kedua: spiritualitas dan hidup beraskese. Pada Abad ke 6 gereja di Persia dipimpin oleh Mar Aba. Pada masanya terjadi pembaharuan gereja yang pada dasarnya terpanggil untuk memisahkan diri dari dunia. Bahkan sampai dianggap bahwa kehidupan beraskese dianggap perlu untuk memperoleh keselamatan. lni juga termasuk usulan untuk tidak menikah (Tetapi ditolak oleh Sinode Acacius tahun 486).
h. Kemudian muncul kehidupan model para pertapa di mana ada komunitas biara di padang pasir. Umumnya para biarawan ini wajib mengikuti peraturan yang ditetapkan seperti bekerja keras, berdoa, bersumpah untuk hidup dalam kemiskinan, selibat, dan ketaatan.
i. Dari sinilah kehidupan biara dikembangkan, walaupun modelnya beragam. Ada yang berkelompok di pegunungan, ada yang menyendiri dalam gel dan berkumpul bila beribadah. Dan ini kemudian menjadi ciri khas Gereja Nestorian, walaupun tidak semua harns mengikuti kehidupan beraskese.
j. Karakteristik yang ketiga adalah pekabaran Injil. Rahib-rahib ini adalah penginjil-penginjil untuk gereja Asia. Jadi kehidupan kerahiban digabungkan dengan semangat penginjilan. Di sekolah teologi Nisibis, mereka bersemangat dalam melakukan penginjilan sambil menekankan hidup miskin, disiplin rohani, bekerja keras, menafsirkan Alkitab. Para rahib Nestorian menginjili orang Siria, Persia dari latar belakang Zoroaster. Ribuan alumni sekolah teologi Nisibis pergi mengabarkan Injil ke arah Timur dari kekaisaran Persia, Cina, India, bahkan sampai ke Sumatera (Pansur sekarang Barns di Sibolga). Apalagi penemuan Giovanni de Marignolli dari Italia pada abad ke-14 menemui orang Kristen di Majapahit dan Palembang.
GEREJA NESTORlAN KE CINA
1. Sumber sejarah gereja di Cina: monumen Ch' ang-an yang ditemukan oleh buruh-buruh di Cina Barat (tahun 1625). Monumen itu didirikan tahun 781 untuk merayakan kedatangan "agama Syria yang termasyhur" ke Cina. Juga ditemukan naskah-naskah Kristen yang dibenarkan oleh pemerintah Cina.
2. Seperti disebutkan di atas, bahwa para rahib Nestorian sangat bersemangat dalam melakukan penginjilan. Itu sebabnya mereka mengikuti "Jalan Sutra" dalam mengabarkan Injil.
3. Orang yang pertama datang ke Cina adalah Uskup Alopen di Ch'ang-an, ibukota China pada waktu itu tahun 635. Ia diizinkan oleh kaisar Cina pada waktu itu untuk menyebarkan kekristenan di Cina.
4. Sewaktu uskup Alopen tiba, suasana di Cina sedang terjadi pertentangan antra Kong Hu Cu dan Buddha. Kaisar Kao- Tsu tahun 626 menganggap Buddha sebagai agama asing harus dimusnahkan. Tindakan ini menghasilkan pemberontakan, di mana anak sang kaisar Tai Tsung berhasil merampas kekuasaan ayahnya dengan bantuan rahib Buddha. Sejak zamannya, semua agama diizinkan bebas melakukan penyebaran agama, bahkan agatna Kristen dilindungi kaisar.
5. Namun semua agama (Taoisme, Buddha, Zoroaster, dsb.), termasuk kekristenan hanya beroleh sedikit pengikut karena faktor telah mendarah dagingnya adat istiadat keagamaan Kong Hu Cu dalam budaya mereka.
6. Apalagi keristenan ala Nestorian menawarkan konsep hidup beraskese, memandang rendah pernikahan. Padahal Kong Hu Cu adalah suatu sistem etika yang menghormati keluarga, orang tua, nenek morang, tradisi, kehidupan yang beretika dalam kehidupan dunia ini.
7. Untuk selanjutnya sejarah kekristenan di Cina: Perlawanan yang paling keras dalam kekristenan adalah dari agama Buddha. Jadi hila kaisar beragama Buddha, maka kekristenan dianiaya dan biara-biara Kristen dihancurkan. Tetapi pada saat kaisar bukan dari Buddha, maka kekristenan mendapat perlindungan.
8. Di samping ada upaya mengkontekstulisasikan pengajaran kekristenan di Cina, tetapi tetap saja agama Kristen dianggap agama asing (Ruck, 47-51).
9. Kemudian Cina dikuasai kekaisaran Mongolia. Ternyata kekristenan mendompleng kekuatan Mongolia untuk mengembangkan kekristenan, di mana lingkaran kekaisaran ada orang Kristen. Sehingga ketika Mongol berhasil diu sir oleh Cina, maka terusir jugalah kekristenan dari Cina. Dan sejak saat itu Cina sangat tertutup bagi pengaruh asing.
10. Agama Kristen tidak berkembang di Cina karena kurang berakar. Faktornya adalah corak kebudayaan Cina berbeda dengan corak kekristenan gaya Nestorian.
11. Dukungan kekristenan hanya bergantung kepada kebaikan pemerintah. Bila gereja mendapat dukungan pemerintah akan maju, dan sebaliknya. Pada abad ke 10 gereja mengalami penganiayaan kerns, dan pada abad ke 14 kekristenan telah hampir punah di Cina.
GEREJA BARAT MENGABARKAN INJIL KE ASIA
Periode selanjutnya adalah bagaimana gereja Barat (Eropa) datang ke Asia dengan warna barunya:
MISI PROTESTAN KE INDIA
1. India di bawah koloni Inggris
a. Sebagian besar penduduk India adalah beragama Hindu, di samping agama Minoritas seperti Islam, Buddha, Sikh. Orang Kristen ada yaitu Katolik, Mar Tomas, Gereja Protestan basil pelayanan misi Denmark Ziegenbalg.
b. India pada abad ke-19 sedang dalam kemunduran di mana raja-raja saling berperang. Maka India dengan mudah ditaklukkan oleh Inggris. Dan yang diberi wewenang berdagang di sana adalah East India Company (EIC). Tetapi India juga dikuasai oleh Denmark, Portugis dan Perancis.
c. Tujuan EIC sebenamya adalah berdagang, sehingga melarang adanya upaya penginjilan ke India. Akan tetapi atas desakan gereja-gereja Injili di parlemen Inggris, maka keran penginjilan bisa dibuka. Apalagi kemudian Inggris mengambil alih reran EIC, maka teIjadi stabilitas di India.
d. Pemerintah Inggris toleran terhadap semua agama. Penginjilan tidak dilarang oelh Inggris, tetapi juga tidak didukung. Pemerintah hanya mendukung sekolah-sekolah Kristen.
e. Facia abaci inilah ratusan misi Protestan masuk ke India. Pemerintah Inggris sebenamya berkeberatan akan penginjilan ini dan seringkali menentangnya. Tetapi karena agama Kristen datang bersamaan dengan Inggris, maka mall tidak mall agama Kristen dipandang sebagai agama imperialis.
2. Misi Protestan: William Carey
a. William Carey (1761-1834) adalah disebut bapak misi modem di kalangan Protestan.Ia adalah anggota Anglikan yang kemudian masuk denominasi Baptis. la adalah bekeIja sebagai tukang sepatu, guru sekolah dan sangat intelektual dan ahli dalam menguasai bahasa(Latin, Yunani, Ibrani). lni sangat menolong dalam pelayanannya di India.
b. Di dalam gereja Baptis yang bercorak Calvinis, ada pandangan bahwa orang tidak perlu menginjil karena Allah dapat menyelamatkan manusia tanpa melalui tangan manusia. Sebagai reaksi, ia menulis "An Inquiry into the Obligation to Use Means for the Conversion of the Heathen" (Tenaga manusia diperlukan untuk menginjili bangsa-bangsa yang jauh). la menegaskan pentingnya pelayanan misi dilaksanakan oleh orang percaya.
c. Tahun 1792 atas desakan Carey terbentuklah Baptist Missionary Society. Dan tahun 1793 Carey sekeluarga pergi ke India. Sebagai utusan misi yang pertama ke India.
d. Sampai di India, EIC melarang dia melakukan tugas misi, sehingga dia bekerja di pabrik nila di pedalaman India. Istrinya tidak tahan akhimya mengalami gangguan jiwa dan terganggunya perkembangan anak-anak mereka.
e. Di tempat terpencil ini, Carey dengan cepat belajar Bahasa Sanskrit dan Benggali dan ia dengan cepatnya berhasil meneIjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Benggali. Tetapi hasil terjemahannya kurang baik dan sulit dibaca.
f. Tahun 1799 datanglah dua misi yaitu Joshua Marshman, seorang guru dan William Ward, seorang tukang cerak dan redaktur koran di Serampore, wilayah jajahan Denmark yang mana gubemumya sangat mendukung penginjilan. Carey akhimya pindah ke Serampore dan bergabung dengan mereka. Di sini mereka mendirikan sekolah bagi anak-anak orang Eropa, Carey mengajar Bahasa Benggali bagi pegawai Inggris.
g. Fokus utama pelayanan mereka adalah penerjemahan Alkitab. Dalam 30 tahun, mereka berhasil menerjemahkan Alkitab ke dalam 6 bahasa, dan bagian-bagian tertentu dari Alkitab ke dalam 26 bahasa. Memang pekerjaan ini belum sempuma, tetapi sangat berarti bagi perkembangan kekristenan di India. Karena ketekunan dan kekompakan mereka, maka mereka dijuluki "Serampore Trio".
h. Carey juga berhasil menyusun tala bahasa Sanskrit. Bahkan pakar kesusastraan India menganggap Carey sebagai pendiri sastra prosa dalam Bahasa Benggali. Ia juga menerjemahkan "Ramayana" ke dalam Bahasa Inggris. Baginya penelitian agama dan kebudayaan India sebagai tugas misi yang tidak boleh diabaikan.
i. Pelayanan Gereja baptis berpusat di Serampore dan Ward ditetapkan sebagai pendeta. Orang India yang pertama dibaptis pada tahun 1800. Ia sangat rajin menginjil dan mendirikan gereja dengan cepat dan menjadikan mereka gereja yang mandiri.
j. Misi Baptis juga mendirikan sekolah-sekolah sampai universitas di Serampore. DI sana diajarkan teologi Kristen, filsafat India, dan juga hal-hal praktis seperti perkebunan, di mana Carey juga ahli dalam bidang itu.
k. Azas penginjilan Carey (yang dipakai oleh kaum Protestan):
1) Penelitian kebudayaan India
2) Penginjilan yang seluas-Iuasnya
3) Penerjemahan Alkitab
4) Pendirian gereja mandiri dengan tenaga pelayan asli setempat.
3. Fenry Martin (1781-1810)
a. EIC adalah bagian dari Gereja Anglikan. Setelah terjadi pembaharuan rohani di Inggris, maka diutus satu orang Kristen evangelikal menjadi wakil gembala yaitu Henry Martin (Alumnus Universitas Cambridge).
b. Ia bekerjasama dengan "Serampore Trio". Tugas utamanya adalah menerjemahkan Firman Tuhan di samping melayani pegawai EIC dan keluarganya.
c. Hasilnya: ia menerjemahkan Alkitab PB Bahasa Urdu yang sangat bagus mutunya (1810) dan dipakai sebagai dasar penerjemahan berikutnya sampai saat ini.
d. Tahun 1810 ia pergi ke Persia dan selama setahun dia memperbaiki terjemahan Perjanjian Baru dalam Bahasa Persia dan Arab.
e. Ia adalah rnisi Protestan yang tertarik belajar agama Islam dan bersahabat dengan tokoh-tokoh Islam.
f. Sayangnya, ia punya masalah kesehatan. la meninggal pada usia yang muda yaitu 31 tahun di Tokat, Asia Kecil (Iran?). Kehidupannya yang saleh dan memiliki keahlian menjadikan ia suatu gimbal inspirasi bagaimana seharusnya misionari melayani.
4. Perkembangan Misi di India
a. Kaum evangelikal berhasil mendesak parlemen Inggris (1813) untuk menghapuskan pembatasan misionari datang ke India.
b. Akhimya banyak misi yang diutus ke India seperti Anglikan, Presiterian, Calvinis (Reformed), Metodis, Baptis dan lainnya.
c. Sampai tahun 1851 ada 339 orang pendeta Protestan di India yang diutus dari 19lembaga misi. Jumlah orang Kristen adalah lebih dari 90,000. Kebanyakan orang Kristen berdomisili di India Selatan dan kebanyakan berasal dari golongan masyarakat rendah.
d. Tahun 1914 sudah mencapai 1 jutajiwa yang dibaptis denganjumlah misionari Barat 5,465 orang dan 25,000 tenaga hamba Tuhan dari India. Jumlah ini jauh lebih kecil dari jumlah orang Katolik dengan jumlah misi yang lebih kecil.
5. Persoalan Kasta
a. Pertanyaan: apakah seharusnya gereja menolak sistem kasta sebagai sistem keagamaan dan hanya sebagai sistem sosial saja? Dan yang berikutnya: Kasta manakah yang hams diinjili lebih dahulu?
b. Gereja berpendapat berbeda goal ini. Carey, misalnya, menolak sistem kasta. Tetapi misi dari Denmark/Halle tidak menghilangkannya. Malahan dalam gereja ada tiap pintu masuk untuk kasta masing-masing, duduk di tempat masing-masing, dan melakukan sakramen dilakukan di tempat masing-masing. Tetapi banyak yang menentang cara ini.
c. Kelompok misi Protestan mulai juga mengalihkan pelayanannya kepada kasta tinggi, dengan memakai teori "filtration theory" yaitu golongan atas dimenangkan maka akan merembes ke ke1as bawahnya (teori dari M.D. David). Ini juga dikembangkan oleh Alexander Duff, di mana ia mendirikan sekolah di Cacutta untuk orang kasta tinggi. Memang hasilnya kecil. Tetapi setidaknya dari kalangan kelas ini banyak yang menjadi pemimpin Kristen yang terkenal. Dan metode ini ditiru oleh yang lainnya.
d. Agama-agama berusaha menentang sistem kasta. Bahkan Mahatma Gandhi (notabene orang Hindu India) ikut menentang sistem kasta. Tetapi hal ini tidak bisa dihilangkan dalam kehidpan orang India.
6. Gerakan Pertobatan Massal
a. Fakta menunjukkan bahwa orang Kristen banyak berasal dari kelas bawah. Ada 15% penduduk India adalah kasta rendahan (tidak dapat disentuh), karena dianggap hina dan najis. Dan misi tertarik me1ayani mereka, akhimya muncul gerakan massal di mana ribuan orang dari kelas ini beralih menjadi Kristen.
b. Misi Baptis Amerika yang dilayani Dr John Clough me1ayani di daerah Telugu sejak tahun 1840. Hasilnya sangat minim. Tetapi terjadi pertobatan massal kaum kelas bawah dan dalam 30 tahun kemudian di Telugu ada 500,000 orang Kristen yang semuanya berasal dari kasta rendah.
c. Hal yang sama terjadi di Punjab dari kasta Chuhra (1870), di mana pelayanan misi Presbiterian berhasil menjangkau kelas bawah ini dan dalam tempo 10 tahun telah berjumlah 35,000. Tahun 1931 menjadi 462,681. di mana 30% kasta Chuhra orang Kristen.
d. Di India, gerakan massal ini disambut antusias, tetapi sekaligus dicurigai: jangan-jangan karena motif ekonorni, sehingga perlu dibimbing secara pribadi. Tetapi karena sifat masyarakat Asia yang komunal, maka kecurigaan ini seharusnya tidak perlu. Hasilnya banyak di antara kasta ini yang akhirnya menjadi orang yang berpendidikan, pengusaha, dsb. lni membuktikan hasilnya.
7. Kemandirian Gereja di India
a. Karena muncul banyaknya gereja, maka timbul kesadaran membangun sekolah teologi dan mendidik sebanyak-banyaknya hamba Tuhan.
b. Juga orang India mulai mengkontekstualisasikan Injil ke dalam budaya India. Mereka mulai mernisahkan Injil dari "pakaiannya". Walaupun tidak sedikit yang akhirnya menjadi sinkretisme. Kontekstualisasi:
1) Menekankan spiritualitas Kristiani ala India seperti pembangunan Ashram.
2) Bentuk-bentuk teologi diekspresikan dalam konsep pemikiran Hindu.
MIS1 PROTESTAN DI CINA
1. Robert Morisson
a. Kekristenan di Cina berkembang dan terhambat secara silih berganti. Semuanya bergantung kepada dukungan atau toleransi pemerintah. (Lihat kasus Gereja Nestorian).
b. Misi Katolik (tidak dibahas di Sill) telah juga berhasil masuk kembali ke Cina, dan diperkirakan bahwa pada awal abad ke 19 jumlah orang Kristen di Cina mencapai 250,000 yang terdiri dari Katolik Roma dan Ortodoks Rusia.
c. Misi Protestan: "London Missionary Society" adalah lembaga misi Protestan pertama yang mengutus tenaga misi ke Cina, dan yang diutus adalah Robert Morrison (1782-1834).
d. Ia adalah pendeta Gereja Presbiterian dan juga sekaligus memiliki keahlian kedokteran dan astronomi. Sebelum ke Cina ia sudah tinggal bersama seorang Cina, sehingga ia bisa belajar bahasa dan adat kebiasaanlbudaya Cina, serta sekaligus belajar menyalin kamus bahasa Cina dan bagian-bagian Alkitab berbahasa Cina.
e. Morrison memasuki Cina dan tiba di Kanton tahun 1807. Di sana ia datng dan belajar bahasa Cina dari seorang Katolik Cina secara diam-diam. Tahun 1809, ia diangkat menjadi penerjemah di perusahaan Inggris EIC selama 25 tahun.
f. Karena penginjilan langsung tidak mengizinkan, maka Morisson memfokuskan penerjemahan Alkitab (selesai tahun 1819) dan buku-buku Kristen. Ia juga menyusun kamu bahasa Inggris-Cina. Di samping itu ia menerjemahkan Katekismus Pendek Gereja Skotlandia, Buku Doa Umum Anglikan.
g. Karya Morrison sangat monumental, karena dia memakai huruf roman (Latin), ketimbang huruf Cina. Ini sangat mudah dimengerti rakyat biaya, tetapi dipandang rendah oleh kaum terpelajar di Cina. Tulisan tradisional Cina sangat dihargai karena mengandung nilai filsafatnya.
2. William Milne
a. William Milne tiba di Cina (Canton) tahun 1813. la sendiri mengalami kesulitan untuk tinggal di Cina, akhirnya memilih tinggal di Malaka.
b. Semangat dan bebannya terhadap orang Cina tidak pernah pudar. Itu sebabnya tahun 1818, ia bersama Morrison mendirikan Anglo-Chinese College, di mana tujuan pendirian sekolah ill orang Cina dapat belajar budaya asing dan sebaliknya orang asing dapat belajar budaya Cina. Di sekolah ill ternyata berhasil membuat murid-muridnya menjadi Kristen.
c. Anak iman Morrison dan Milne yang sekolah di Anglo Chinese College adalah Ling-A-Fa (dibaptis tahun 1814). la pada mulanya membantu Morrison mencetak Alkitab (karena ia tukang cetak). Kemudian ia sekolah di ACC dan menjadi pendeta Kongregasional tahun 1823. la inilah yang mengabdikan pelayanannya kepada orang Cina. IA sering amengalami penganiayaan, namun semangatnya terus berkobar untuk melayani bangsanya.
3. Kekristenan dalam konteks imperialisme
a. Seperti diketahui bahwa Cina adalah negara yang tertutup. Cina memang tidak pernah dijajah secara langsung oleh Barat, tetapi dipaksa menyerahkan beberapa wilayahnya seperti Hongkong kepada Inggris dan Makao kepada Portugis. Juga Cina dipaksa menyerahkan kota-kota pelabuhan lainnya. Bahkan setelah kekalahan Cina tahun 1860, orang asing diberi hak masuk sampai ke selurnh pedalaman Cina.
b. Ketegangan Barat dan Cina dimulai ketika Barat mulai berdagang candu, yang didapat di India dan dibawa ke Cina oleh Inggris. Dan oleh Inggris dijual di sana dan ditukar dengan teh. Perdagangan ini menghasilkan banyak keuntungan bagi Inggris dan teh juga berhasil dibawa ke Inggris.
c. Candu berdampak negatif bagi Cina: kebanyakan orang kecanduan, perekonomian ikut kacau. Usaha menghentikan penjualan candu menghasilkan Perang Candu tahun 1839-1842 dan 1856-1860. Pada kedua perang itu Cina dikalahkan Inggris. Dan sejak itu Cina harus menyerahkan daerah terntentu dan semua pelabuhan boleh dimasuki orang asing.
d. Bagaimana sikap gereja? Para misionaris menetang perdagangan candu, seperti Shaftesbury (bangsawan Inggris), W.A. Russel (Uskup Anglikan di Cina Utara). Namun akibat perjanjian itu, di mana Cinia membuka wilayahnya bagi orang asing menyebabkan banyak misionaris pergi ke Cina.
e. Kebijakan pemerintah kolonial agak berbeda terhadap Cina. Dalam setiap perjanjian politik dengan Cinia, maka pekabaran Injil dimasukkan dalam persyaratan dan kekristenan dan usaha misi harus mendapat perlindungan pemerintah. Akibatnya kekristenan dianggap identik dengan penjajahan.
f. Usaha PI berlangsung sangat pesat pada abad ke 19 ini. Misi Katolik sangat maju: ada 500,000 orang Katolik dengan 639 pastor (369 di antaranya adalah pastor berkebangsaan Cina). Misi Protestan: ada 1.500 orang utusan misi dengan 40,000 orang Kristen.
g. Ini menghasilkan kebencian pemerintah Cina terhadap kekristenan. Apalagi dicurigai terlibat dalam pemberontakan Tai Ping, di mana pemimpinnya, Hung Hsin Chuan pernah belajar keristenan, dan dipakainya unsur kekristenan dalam gerakan ini seperti sepuluh hukum.
h. Kebencian terhadap penjajah sekaligus terhadap kekristenan muncul dalam bentuk Pemberontakan Boxer (Petinju) tahun 1899-1900. Umat Kristen dianiaya (Katolik: 50 misionaris dan 30.000 orang dibunuh; Protestan: 200 orang misionaris dan 2000 orang dibunuh). Gedung-gedung gereja dihancurkan. Tetapi mayoritas orang Kristen bertahan akan penganiayan ini.
i. Negara-negara Barat berhasil memadamkan pemberontakan ini dengan keras dan kejam. Bahkan Pemerintah Cina diminta untuk mengganti kerugian lembaga-lembaga misi Katolik dan Protestan. Namun lembaga misi China Inland Mission (CIM) tidak mau menerima ganti rugi untuk menyatakan kasih Kristen kepada bangsa Cina, walaupun mereka yang paling banyak rugi.
4. Hudson Taylor
a. James Hudson Taylor (1832-1905), berasal dari Gereja Metodis yang kemudian masuk Gereja Baptis. Sesudah pertobatannya, ia terpanggil menjadi misionari ke Cina sejak remajanya. la kemudian masuk sekolah kedokteran, namun pada saat yang sarna, ia sudah terlibat dalam membantu orang miskin dan mengabarkan Injil
b. Tahun 1853, Taylor diutus ke Cina oleh Chinese Evangelization Society (CES), tetapi badan misi ini tidak becus karena tidak mengurus surat-surat, bahkan keuangan pun macet. la berhenti dari CES dan membiayai sendiri pelayanannya.
c. Taylor terlibat dalam pelayanan di kota pelabuhan yang dikuasai Barat, Berta kemudian menetap di Ningpo (1856) dan mendirikan rumah sakit di sana. Karakteristiknya adalah ia memakai pakaian dan budaya Cina.
d. Karena kesehatannya terganggu tahun 1860, ia terpaksa pulang kembali ke Inggris dan kemudian mendirikan lembaga misi Cina Inland Mission (CIM) .
e. Model CIM adalah 1) Model penggalian dana misi dengan iman dan dca, dan bukan dengan cara-cara manusia; 2) CIM bersifat antar gereja baik dari latar belakang oikumenis dan evangelikal (asalkan percaya percaya kepada Yesus secara pribadi sebagaijuruselamat dan Tuhan); 3) Di Cina para misionaris ditempatkan sesuai dengan gereja asalnya; 4) Pria dan wanita mendapat hak yang sarna dalam pelayanan; 5) Pendidikan tidak terlalu penting, sehingga banyak yang berlatarbelakang tukang pergi ke Cina; 6) Konsep misi Taylor adalah memakai pakaian Cina dan menyesuaikan sedapat mungkin dengan adat istiadat Cina.
r. Tujuan penginjilan Taylor adalah secepatnya menjangkau Cina sampai ke pedalaman, dengan metode: 1) Memberikan dan menjual traktat; 2) membuka temp at pengobatan sederhana.
g. Sampai tahun 1905, CIM mendirikan 110 pusat misi, 7 rumah sakit, 16 klinik, 128 pusat rehabilitasi pecandu opium. Ada 550 misionaris dari CIM dan kekristenan berjumlah 40.000.
5. Revolusi Cina
a. Kekristenan mendapat pengaruh yang luar biasa, karena para misionari menekankan tentang pendidikan sehingga ini diterima dengan senang hati oleh bangsa Cina. Mereka menggantikan filsafat Kong Hu Cu sebagai syarat menjadi pegawai dengan konsep mendapat pendidikan formal. Hasilnya juga kekaisaran dianggap kuno.
b. Muncullah suatu revolusi menjadikan Cina suatu negara republik tahun 1911, yang mana Dr Sun Vat Sell (seorang Kristen) diangkat menjadi presiden pertama.
c. Partai Komunis berdiri tahun 1921 dan mula-mula bergabung di bawah Guomindang, Partai Nasionalis Cina. Setelah kematian Sun Vat Sell, maka Partai Guomindang terpecah menjadi dua; yaitu Pada Goumindang oleh Jiang Kaishek (kelompok kelas menengah) yang juga adalah seorang Kristen dan Partai Komunis dari kelompok kelaspetani. Namun Partai Komunis pimpinan Mao Zedong berhasil dikalahkan.
d. Cuma sayang sekali Cina diserang oleh Jepang, dan Jiang Kaishek dikalahkan, sehingga setelah Jepang menyerah, maka Mao Zedong sekali lagi menyerang pemerintahan Guomindang dan berhasil mengalahkan Jiang Kaishek sehingga lari ke Taiwan. Mao Zedong sendiri berhasil membuat selurnh Cina menjadi komunis dan diproklamirkan Republik Demokratik Rakyat Cina tahun 1949.
e. Pada situasi politik seperti ill, kekristenan terns berkembang dengan diambilalihnya keristenan oleh tenaga-tenaga pribumi. Bahkan orang Kristen terlibat dalam gerakan anti imperialisme. Bahkan secara ekstrem akhirnya Dewan Kristen Nasional (seperti PGI-nya Indonesia) berpihak kepada komunis dan banyak mahasiswa :Krn;ten masuk komunis karena kebencian terhadap kaum imperialis.
6. Kesimpulan:
Di Cina kekristenan dianggap samna dengan penjajahan, karena masuk bersamaan dengan penjajah di mana menghancurkan Cina dengan candunya. Walaupun orang Kristen menentang perdagangan candu, namun setidaknya ini menjadi kesempatan bagi misonaris masuk Cina. Muncullah juga semangat nasionalisme orang Kristen Cina terhadap negerinya sehingga muncul gereja asli Cina yang akhirnya sebagian berkolaborasi dengan komunis.
REFLEKSI: IKHTISAR SEJARAH GEREJA ASIA
PEMBERITA INJIL
1. Pada mulanya pemberita Injil adalah persekutuan (kelompok) atau lembaga zending, misalnya biara Nestorian, ordo Katolik, lembaga zending/misi Protestan.
2. Semua bangsa terlibat dalam pemberitaan Injil: Persia, Portugis, Inggris, Jerman, Amerika, Jepang, Korea.
3. Asal gereja: Nestorian, katolik, Protestan Reformed, Injili, Pantekosta.
4. Para penginjil berasal dari berbagai golongan profesi, bukan hanya hamba Tuhan.
5. Model perkembangan kekristenan:
a. Secara alami melalui migrasi
b. Berkembang melalui jalan perdagangan Asia.
c. Pada Abad ke 16 ada perkawinan antara Portugis dan penduduk lokal.
d. Orang Kristen India, Cina bermigrasi ke Malaya ke daerah perkebunan.
6. Pemberita Injil tidak menjadi saksi:
a. Pedagang Kristen dianggap asing.
b. Kelakuan penjajah seperti Portugis yang tidak bisa menjadi contoh.
c. Perdagangan candu yang memalukan bagi orang Kristen.
d. Kekristenan seringkali dianggap sama dengan penjajah.
7. Para pengungsi Kristen juga mengabarkan Injil di daerah pengungsian, seperti orang Yahudi, orang Cina ke Taiwan, ke Malaysia setelah PD II, orang Korea Utara ikut membangun gereja di Korea Selatan.
8. Kaum imperialis sendiri tidak konsisten terhadap kekristenan. Inggris memperbolehkan Kristen masuk secara leluasa di Cina, tetapi melarang di Malaysia. Bahkan sebelumnya, Paus merestui berita Injil disampaikan dengan kekuatan militer.
9. Muncul juga pemberita-pemberita Injil pribumi/nasional yang dengan semangat mengabarkan Injil bagi negerinya, seperti Sadhu Sundar Singh, Liang-A-Fa, dsb.
10. Upaya kontekstualisasi telah dilakukan sejak permulaan seperti: Alopen, De Nobili, Kosuke Koyama dengan Teologi Kerbaunya, dsb.
11. Penerjemahan Alkitab adalah salah satu karakteristik misi Protestan, di samping pendidikan dan pelayanan medis yang juga tidak kalah pentingnya.
12. Pemberita Injil menghasilkan gereja mandiri dan kuat di tempatnya masing-masing.
13. Pembaharuan rohani selalu menghasilkan semangat pekabaran Injil.
RESPONS TERHADAP BERITA INJIL
1. Mengapa ada kekristenan yang berhasil dan ada yang tidak (dari segi jumlah)?
2. Jawaban lazim Kekristenan lebih mudah diterima bila berjumpa agama animis, dan agak sulit bila berjumpa agama tinggi seperti islam, Hindu, Buddha.
3. Golongan minoritas biasanya terbuka terhadap Injil, misalnya kaum pendatang Cina di Thailand dan Malaysia, suku-suku minoritas di Thailand, Burma dan Indonesia. Adanya harapan bahwa menjadi Kristen, kehidupan akan lebih baik, terutama di kalangan minoritas.
4. Kelas menengah ke atas juga terbuka terhadap Injil di Asia seperti di Korea, Cina, Jepang, dan India.
5. Kebijakan pemerintah setempat juga sangat memengaruhi maju dan mundurnya kekristenan.Ada raja yang menolak kekristenan, dan ada yang mendukung.
6. Namun catatan menarik: bahwa justru gereja tidak berkembang pada saat pemerintah memberikan toleransi, dan justru bertumbuh pada saat mengalami hambatan (Kasus di Cina di bawah dinasti Tang tidak bertumbuh, tetapi bertumbuh di bawah pemerintahan Komunis).
7. Penganiayaan Kristen menimbulkan dua dampak:
a. Secara positif bahwa kekristenan semakin dihambat semakin merambat karena para pengikut Kristus semakin bersungguh-sungguh mengikut Yesus.
b. Secara negatif banyak kemurtadan, bahkan gereja hampir musnah, seperti di Asia Barat.
c. Apakah penganiayaan dapat menghilangkan gereja? Dapat disimpulkan: Tidak dapat melenyapkan.

MASA DEPAN GEREJA ASIA
  • . Gereja di Asia seharusnya adalah gereja yang kontekstual, yang walaupun ada kecenderungan pengaruh Barat dalam berteologi seharusnya orang Asia harus menafsirkannya dalam konteks Asia.
  • Dalam menghadapi berbagai tekanan dari pemerintah, agama mayoritas seharusnya gereja-gereja bersatu dan bekerjasama, berdialog baik sesama agama Kristen maupun dengan agama-agama lainnya.
  • Gereja Kristen di Asia seharusnya terlibat dalam pelayanan yang bersifat holistik, termasuk peduli terhadap masalah sosial seperti kemiskinan, lingkungan hidup, industrialisasi, dsb.
  •  Perlunya penekanan kepada semangat pembaharuan rohani, gerakan doa, KKR, dan menggerakkan upaya penginjilan ke suku-suku yang belum terjangkau.
  • Gereja di Indonesia memainkan peran penting ke depan menghadapi tekanan agama mayoritas, pendidikan Kristen yang lebih bermutu, mengutus misi ke luar negeri, dan terlibat aktif dalam pembangunan negara.


Sumber: Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, Jakarta: BPK GM, 2005.

1 comment:

  1. Kekristenan di timur tengah mengalami kemunduran selama seribu terakhir sejak perang salib

    ReplyDelete