Matius 2:1,
"Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem" -
live">tou de iêsou gennêthentos en bêthleem tês ioudaias en êmerais êrôdou tou basileôs idou magoi apo anatolôn paregenonto eis ierosoluma
Istilah ini dipakai oleh Herodutus (1.101, 132) untuk suatu suku dari bangsa Madai, yang mempunyai jabatan imam di kerajaan Persia; bagi penulis-penulis kuno yang lain, kata itu sama artinya dengan imam.
Orang Majus, dalam terjemahan KJV (Inggris) menggunakan "wise men". Sementara LAI menggunakan kata "orang Majus" barangkali hanya sekedar menyalin huruf dari kata Yunani 'MAGOS'. Atau barangkali kata itu diserap dari bahasa Arab (Al~Qur'an) bagi bangsa Persia yang beragama "Majusi" karena Perjanjian Baru yang lebih tua ketimbang TB-LAI © 1974 misalnya Alkitab Shellabear 1912 menggunakan kata "orang Majusi", demikian pula Terjemahan Lama terbitan sejak 1958 menggunakan kata "Orang Madjus" sehingga istilah yang sudah akrab di kuping orang Kristen Indonesia ini tetap dipergunakan hingga saat ini.
Daniel melengkapkan hal ini di (1:20; 2:27; 5:15) dengan mengenakan kata itu kepada segolongan ‘orang bijaksana’ atau ahli astrologi, yang mentafsirkan mimpi dan pesan-pesan dari para ‘illah’.
Daniel 1:20,
"Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua 'ahli jampi' (Ibrani: 'ASYAF; Yunani: 'MAGOS') di seluruh kerajaannya."
BHS, "VEKHOL DEVAR KHAKHMAT BINAH 'ASYER-BIQESY MEHEM HAMELEKH VAYIMTSA'EM 'ESER YADOT 'AL KOL-HAKHARTUMIM HA'ASYAFIM 'ASYER BEKHOL-MALKHUTO"
LXX, live">"KAI EN PANTI RHEMATI SOPHIAS KAI EPISTEMES HON EZETESEN PAR AUTON HO BASILEUS HEUREN AUTOUS DEKAPLASIONAS PARA PANTAS TOUS EPAOIDOUS KAI 'TOUS MAGOUS' TOUS ONTAS EN PASE TE BASILEIA AUTOU"
Di samping buat orang Majus yang mengunjungi Betlehem, kata Yunani 'MAGOS' (bandingkan dengan kata Inggris 'magic') ditujukan buat para imam, orang bijak, dari Madai, Persia, dan Babilonia. Dalam PB pemakaian kata itu meluas. Kata itu pun ditujukan buat nabi palsu, ahli sihir, ahli nujum, dan sejenisnya (Kisah 8:9; 13:6,8 ) :
Kisah 13:6,
"Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir ('MAGOS') dan nabi palsu."
live">dielthontes de tên nêson achri paphou euron tina magon pseudoprophêtên ioudaion ô onoma bariêsous
Apa yang dikatakan Daniel dan Herodutus membantu pengertian tentang ‘orang-orang Majus’ dalam Matius 2:1-12, Agaknya mereka adalah ahli astronomi agamawi non-Yahudi yang menarik kesimpulan dengan mengamati , bahwa seorang Raja Agung dari Bangsa Yahudi sudah lahir, mereka pergi ke Betlehem untuk memberi penghormatan. Apakah ‘Timur’ (Yunani: 'ANATOLE', "terbit [matahari]") asal kedatangan mereka adalah Arabia, Babel atai daerah lain? Hal tersebut tak dapat dipastikan.
Kedatangan orang Majus itu telah disangsikan banyak orang karena sumber-sumber lain tidak melaporkan tentang hal tersebut seperti dalam Kitab Matius, sehingga oleh banyak pengkritik Alkitab laporan Matius ini dianggap sebagai dongeng belaka. Tetapi keterangan mengenai ‘Bintang Betlehem’ harus dihargai sepenuhnya, dan perlambangan yang bersifat menerangkan tentang peristiwa yang terkait. Pendekatan secara harfiah, dengan tujuan menyangkal adanya kebenaran sejarah dari cerita itu, atau melebih-lebihkan sifat mujizatnya adalah tidak selaras dengan maksud penginjilan Matius.
Bagi Matius, kehadiran orang-orang Majus itu menggambarkan hubungan Mesias dengan dunia bangsa-bangsa non-Yahudi (GOYIM), dan merupakan pendahuluan yang cocok dengan nubuat tentang masa kanak-kanak Yesus. Cerita ini selaras dengan pengharapan orang-orang Yahudi akan datangnya seorang Mesias dan dengan watak Herodes. Kita mengetahui dari astronomi bahwa Yupiter dan Saturnus bergabung pada tahun 7sM, dan adanya berita mengenai bintang yang cepat menghilang pada 4sM dalam buku catatan Tionghoa.
Tradisi Kristen di kemudian hari menganggap orang Majus ini sebagai raja-raja (berdasarkan Mazmur 72:10; Yesaya 49:7; dan Yesaya 60:3?) dan menyebut jumlahnya 3 (berdasarkan persembahan-persembahan mereka) atau 12 orang.
Mazmur 72:10,
"kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persemb kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!" –
live">"MalkMALKHEY TARSYISY VE'IYIM MINKHAH YASYIVU MALKHEY SYEVA' USEVA' 'ESYKAR YAQRIVU"
Pesta Epifania, yang mula-mula dihubungkan dengan babtisan Kristus, menggambarkan pentingnya kedatangan orang Majus itu di kemudian hari.
Sumber :
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 2, halaman 7
"Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem" -
live">tou de iêsou gennêthentos en bêthleem tês ioudaias en êmerais êrôdou tou basileôs idou magoi apo anatolôn paregenonto eis ierosoluma
Istilah ini dipakai oleh Herodutus (1.101, 132) untuk suatu suku dari bangsa Madai, yang mempunyai jabatan imam di kerajaan Persia; bagi penulis-penulis kuno yang lain, kata itu sama artinya dengan imam.
Orang Majus, dalam terjemahan KJV (Inggris) menggunakan "wise men". Sementara LAI menggunakan kata "orang Majus" barangkali hanya sekedar menyalin huruf dari kata Yunani 'MAGOS'. Atau barangkali kata itu diserap dari bahasa Arab (Al~Qur'an) bagi bangsa Persia yang beragama "Majusi" karena Perjanjian Baru yang lebih tua ketimbang TB-LAI © 1974 misalnya Alkitab Shellabear 1912 menggunakan kata "orang Majusi", demikian pula Terjemahan Lama terbitan sejak 1958 menggunakan kata "Orang Madjus" sehingga istilah yang sudah akrab di kuping orang Kristen Indonesia ini tetap dipergunakan hingga saat ini.
Daniel melengkapkan hal ini di (1:20; 2:27; 5:15) dengan mengenakan kata itu kepada segolongan ‘orang bijaksana’ atau ahli astrologi, yang mentafsirkan mimpi dan pesan-pesan dari para ‘illah’.
Daniel 1:20,
"Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua 'ahli jampi' (Ibrani: 'ASYAF; Yunani: 'MAGOS') di seluruh kerajaannya."
BHS, "VEKHOL DEVAR KHAKHMAT BINAH 'ASYER-BIQESY MEHEM HAMELEKH VAYIMTSA'EM 'ESER YADOT 'AL KOL-HAKHARTUMIM HA'ASYAFIM 'ASYER BEKHOL-MALKHUTO"
LXX, live">"KAI EN PANTI RHEMATI SOPHIAS KAI EPISTEMES HON EZETESEN PAR AUTON HO BASILEUS HEUREN AUTOUS DEKAPLASIONAS PARA PANTAS TOUS EPAOIDOUS KAI 'TOUS MAGOUS' TOUS ONTAS EN PASE TE BASILEIA AUTOU"
Di samping buat orang Majus yang mengunjungi Betlehem, kata Yunani 'MAGOS' (bandingkan dengan kata Inggris 'magic') ditujukan buat para imam, orang bijak, dari Madai, Persia, dan Babilonia. Dalam PB pemakaian kata itu meluas. Kata itu pun ditujukan buat nabi palsu, ahli sihir, ahli nujum, dan sejenisnya (Kisah 8:9; 13:6,8 ) :
Kisah 13:6,
"Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir ('MAGOS') dan nabi palsu."
live">dielthontes de tên nêson achri paphou euron tina magon pseudoprophêtên ioudaion ô onoma bariêsous
Apa yang dikatakan Daniel dan Herodutus membantu pengertian tentang ‘orang-orang Majus’ dalam Matius 2:1-12, Agaknya mereka adalah ahli astronomi agamawi non-Yahudi yang menarik kesimpulan dengan mengamati , bahwa seorang Raja Agung dari Bangsa Yahudi sudah lahir, mereka pergi ke Betlehem untuk memberi penghormatan. Apakah ‘Timur’ (Yunani: 'ANATOLE', "terbit [matahari]") asal kedatangan mereka adalah Arabia, Babel atai daerah lain? Hal tersebut tak dapat dipastikan.
Kedatangan orang Majus itu telah disangsikan banyak orang karena sumber-sumber lain tidak melaporkan tentang hal tersebut seperti dalam Kitab Matius, sehingga oleh banyak pengkritik Alkitab laporan Matius ini dianggap sebagai dongeng belaka. Tetapi keterangan mengenai ‘Bintang Betlehem’ harus dihargai sepenuhnya, dan perlambangan yang bersifat menerangkan tentang peristiwa yang terkait. Pendekatan secara harfiah, dengan tujuan menyangkal adanya kebenaran sejarah dari cerita itu, atau melebih-lebihkan sifat mujizatnya adalah tidak selaras dengan maksud penginjilan Matius.
Bagi Matius, kehadiran orang-orang Majus itu menggambarkan hubungan Mesias dengan dunia bangsa-bangsa non-Yahudi (GOYIM), dan merupakan pendahuluan yang cocok dengan nubuat tentang masa kanak-kanak Yesus. Cerita ini selaras dengan pengharapan orang-orang Yahudi akan datangnya seorang Mesias dan dengan watak Herodes. Kita mengetahui dari astronomi bahwa Yupiter dan Saturnus bergabung pada tahun 7sM, dan adanya berita mengenai bintang yang cepat menghilang pada 4sM dalam buku catatan Tionghoa.
Tradisi Kristen di kemudian hari menganggap orang Majus ini sebagai raja-raja (berdasarkan Mazmur 72:10; Yesaya 49:7; dan Yesaya 60:3?) dan menyebut jumlahnya 3 (berdasarkan persembahan-persembahan mereka) atau 12 orang.
Mazmur 72:10,
"kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persemb kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!" –
live">"MalkMALKHEY TARSYISY VE'IYIM MINKHAH YASYIVU MALKHEY SYEVA' USEVA' 'ESYKAR YAQRIVU"
Pesta Epifania, yang mula-mula dihubungkan dengan babtisan Kristus, menggambarkan pentingnya kedatangan orang Majus itu di kemudian hari.
Sumber :
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 2, halaman 7
0 comments:
Post a Comment