Orang-Orang
Farisi dan Ahli-Ahli Taurat
I.
PENDAHULUAN
Orang-orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat merupakan salah satu sekte utama yang terdapat pada
masa Tuhan Yesus, selain kaum Saduki dan Eseni. Mereka merupakan kaum
yang paling besar pengaruhnya dibanding dengan sekte-sekte yang lain pada masa
itu. Mereka berusaha memahami Hukum Taurat dan mencoba untuk melakukannya.
Namun seringkali mereka berkonflik dengan Tuhan Yesus, salah satu konflik yang sering
terjadi khususnya berkaitan dengan pemahaman Hukum Taurat. Melalui tulisan ini
saya mencoba untuk menyusun informasi mengenai permasalahan ini dan
menyimpulkan apa sebenarnya yang terjadi.
II.
Latar Belakang.
- Orang Farisi.
Farisi diambil dari kata kerja “Parash” yang berarti
“memisahkan”.1
Namun dalam hal apa mereka memisahkan diri kurang jelas. Seorang ahli yang
bernama Kohler menjelaskan nama farisi tersebut dengan arti “orang yang
memisahkan diri”, atau menjaga jarak/menjauh dari orang-orang atau hal-hal yang
najis, dalam hal untuk mencapai tingkat kekudusan dan kebenaran yang diperlukan
bagi orang yang ingin bersekutu dengan Allah.2
Golongan farisi merupakan golongan minoritas. Pada
pemerintahan Herodes jumlah mereka kurang lebih 6000 orang. Kebanyakan orang
farisi merupakan rakyat biasa, mereka berasal dari lapisan menengah bagian
bawah tetapi hidup sedikit lebih makmur. Mereka sungguh-sungguh berusaha
memberlakukan Hukum Taurat dengan ketat baik untuk dirinya sendiri maupun orang
lain.
Mereka ini adalah pemimpin agama, dan para Ahli Taurat
maupun imam dapat ditemukan di antara mereka.3
Ada 7 macam farisi yang fanatik, yaitu:4
- Farisi “Pundak”, yang memamerkan perbuatan baiknya di hadapan orang lain bagai menyandangkan sebuah selempang di pundaknya.
- Farisi “Tunggu Sebentar”, yang meminta orang lain untuk menunggu sebentar agar mereka dapat melakukan sebuah perbuatan baik.
- Farisi “Buta”, yang menabrak tembok hingga memar karena menutup mata agar tidak melihat seorang wanita.
- Farisi “Ulekan”, yang berjalan dengan menundukkan kepala agar tidak melihat pemandangan yang menggoda.
- Farisi “Tukang Hitung”, yang selalu menghitung perbuatan baiknya untuk melihat apakah mereka sudah mengimbangi kesalahan-kesalahannya.
- Farisi “Yang Takut Pada Allah”, yang seperti Ayub, benar-benar saleh.
- Farisi “Yang Mencintai Allah”, seperti Abraham.
Meskipun banyak di antara kaum Farisi yang begitu sadar akan
keharusan untuk menaati hukum hingga sedetail-detailnya sehingga terkesan
legalistik, namun banyak pula di antaranya yang benar-benar saleh dan baik.
Tidak semuanya munafik. Misalnya Nikodemus yang mengikuti Kristus dengan tulus
selama pelayanan-Nya di dunia dan Yusuf dari Arimatea yang mengurus penguburan
jenazah Yesus.
- Ahli-Ahli Taurat.
Ahli Taurat sebenarnya merupakan suatu jabatan, bukan orang
yang dengan penuh kesetiaan memelihara Hukum Taurat.5
Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam mempelajari Hukum Musa (Taurat) dan
kegiatan utama mereka ialah mempelajari Taurat. Mereka memelihara hukum lisan
dan dengan setia mewariskan Kitab-Kitab Suci Ibrani kepada murid-murid dan
mengharapkan murid-murid menaatinya dengan sungguh-sungguh.
Salah satu tugas utama Ahli Taurat ialah menetapkan isi
Taurat tertulis (tora sye-bikhtav). Mereka menetapkan bahwa isinya
adalah 613 perintah, 248 positif dan 365 negatif. Selanjutnya mereka, “memasang
pagar” sekelilingnya, artinya, menafsirkan dan melengkapinya sedemikian rupa,
sehingga tak mungkin orang melanggarnya secara kebetulan atau karena
ketidaktahuan.6
Ada 3 macam fungsi Ahli Taurat:7
- Memelihara Hukum Taurat. Mereka memelihara Hukum Taurat dengan menjadi pembela, terutama pada zaman Helenistik, karena keimaman telah bobrok. Mereka menyampaikan keputusan-keputusan hukum tak tertulis yang telah muncul dalam usaha mereka menerapkan hukum Musa pada kehidupan sehari-hari. Mereka menyatakan bahwa hukum lisan ini lebih penting dari hukum tertulis (Mrk 7:5). Oleh usaha-usaha mereka agama cenderung merosot menjadi formalitas tanpa perasaan.
- Mengumpulkan banyak murid dan mengajar mereka tentang hukum. Para murid diwajibkan untuk mempertahankan bahan-bahan yang diajarkan dan menyampaikan ajaran itu tanpa perubahan. Mereka mengajar di Bait Allah (Luk 2:46; Yoh 18:20). Ajaran mereka seharusnya diberikan tanpa bayaran (demikianlah Rabi Zadok, Hillel, dll), tapi mungkin mereka dibayar juga (Mat 10:10; I Kor 9:3-18; pernyataan Paulus mengenai haknya), dan bahkan beruntung oleh kedudukan mereka yang terhormat itu (Mrk 12:40; Luk 20:47).
- Mereka disebut “pengajar-pengajar hukum”, karena mereka dipercayai untuk urusan-urusan hukum sebagai hakim-hakim di Mahkamah Agama (Mat 22:35; Mrk 14:43,53; Luk 22:66; Kis 4:5). Untuk pelayanan mereka di Mahkamah Agama mereka tidak dibayar. Karena itu mereka harus memperoleh biaya hidup dari sumber atau cara lain, jika mereka tidak memiliki kekayaan pribadi yang cukup.
III.
Ajaran Orang-Orang Farisi dan Ahli-Ahli Taurat.
A.Hukum
lisan.
Mereka menerima Hukum Taurat tertulis dan Hukum Taurat tak
tertulis. Keduanya itu dianggap sebagai setingkat dan sama berwibawa. Hukum
Taurat tidak tertulis dikembalikan juga kepada Musa. Dengan jalan itu mereka
menyatakan bahwa mau tetap setia kepada tradisi nenek moyang mereka yang
berpangkal pada Musa di Gunung Sinai.
B.Kehidupan
yang akan datang.
Mereka mempercayai immoralitas jiwa manusia (tidak dapat
mati), yang akan dijelamakan kembali (artinya, menjiwai tubuh yang akan bangkit
kembali), dan kuasa dari takdir (artinya, Allah).8
Hal ini tentunya berbeda dengan golongan Saduki yang tidak mempercayai akan hal
ini.
C.Kemanusiaan.
Kaum Farisi memperjuangkan persamaan hak-hak manusia.9
Tidak seperti kaum Saduki yang aristokrat dimana mereka banyak membela dan
berjuang untuk kepentingan mereka sendiri. Kaum Farisi senang mendapat
penghormatan karena mereka dianggap peduli pada kemanusiaan, dan sebagai
perwakilan dari sebuah pergerakan demokratis.
D.Malaikat.
Kaum Farisi menerima sebuah hirarki yang berkembang mengenai
malaikat-malaikat dan iblis-iblis10.
Keyakinan Kaum Farisi ini dianggap diambil dari Babilonia dan Persia.
E.Persepuluhan.
Mereka menekankan persepuluhan dan menolak membeli makanan
dari atau makan di rumah non Farisi, karena mereka takut bahwa atas makanan
tersebut tidak lebih dahulu diberlakukan persepuluhan.11
Persepuluhan merupakan beban yang harus dibayar, karena dengan membayar
persepuluhan yang lengkap adalah bukti ketaatan mereka kepada Allah. Mereka
sangat menekankan bahwa hal-hal yang paling kecil harus diperhitungkan dulu
dengan membayar persepuluhan.
F.Mesias.
Mereka mengharapkan akan didirikannya pemerintahan atau
kerajaan Allah, dan pengharapan ini sering dihubungkan dengan datangnya seorang
tokoh yang mewakili Allah untuk menjalankan pemerintahan-Nya.12
Tokoh seperti itu tentulah raja, diurapi oleh Allah dan dari suku Daud dan
orang Yahudi menganggap bahwa Mesias akan memulai pergolakan politik dan
membebaskan negeri mereka dari penjajahan Roma.
G.Allah
Mereka
sangat menjunjung tinggi Allah yang monoteisme. Menurut mereka Allah itu Esa
yaitu Allah yang telah menyelamatkan dan memelihara umat Israel.
IV.
Orang-Orang Farisi dan Tuhan Yesus.
Di
dalam Alkitab banyak dicacat tentang konflik antara Tuhan Yesus dengan
orang-orang farisi dan ahli taurat. Tuhan Yesus banyak mengkritik gaya
hidup keagamaan mereka yang cenderung legalistik, munafik. Oleh karena sikap
Tuhan Yesus yang demikian mereka begitu membenci dan menentang Tuhan Yesus.
Berikut ini beberapa penyebab orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menentang
Yesus:
- Karena Yesus mengajar dengan penuh kewibawaan (Mat 7:28-29) dan Yesus mengutuk formalisme lahiriah yang mereka kembangkan.13
- Karena waktu itu jumlah mereka sedikit sehingga memerlukan dukungan rakyat banyak. Jadi, saat mereka melihat kemampuan Yesus mengumpulkan orang banyak di sekitarnya, mereka menjadi gentar.14
- Karena kecaman Tuhan Yesus terhadap mereka yang hanya melakukan persepuluhan, tetapi yang terpenting dalam Hukum Taurat mereka abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan (Matius 23:23). Dan lagipula mereka melakukan semuanya itu dengan motivasi yang salah yaitu hanya untuk dilihatkan kepada orang banyak supaya mereka dipuji. Jadi motivasi mereka dalam melakukan Hukum Tauratlah yang dikecam oleh Tuhan Yesus, sehingga mereka menjadi sangat membenci Tuhan Yesus.
- Karena pengakuan Yesus yang mengakui bahwa Dia adalah Mesias. Sebab bagi orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat, Mesias adalah seorang tokoh yang diurapi oleh Allah yang menjadi seorang raja dan akan memulai pergolakan politik serta membebaskan negeri mereka dari penjajahan Roma. Jadi saat mereka mendengar pengakuan Yesus bahwa Ia adalah Mesias, maka mereka menjadi sangat membenci dan menentang-Nya karena mereka mengetahui bahwa Yesus adalah anak seorang tukang kayu miskin yang menurut mereka tidak mungkin merupakan seorang Mesias.
V. KESIMPULAN
Bahwa
sesungguhnya orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat adalah orang-orang yang
mencoba untuk melakukan Hukum Taurat dengan baik dan benar, namun pada
pelaksanaannya banyak mengalami penyimpangan. Dan mereka melakukan Hukum Taurat
tersebut dengan motivasi yang salah dan tanpa pengenalan akan Hukum Taurat dengan
benar, sehingga mereka jatuh ke dalam legalistik dan hal yang demikian Tuhan
Yesus sangat menentang.
2 James Hastings, ed., “Pharisees”, Encyclopedia of
Religion and Ethics, vol IX, New York: Charles Scribner’s Sons, 1917, hal.
832
3 J.I. Packer, Merrill C. Tenney, William White Jr, “Orang
Farisi”, Ensiklopedi Fakta Alkitab, Bible Almanac 2, Malang: Gandum Mas,
2001, hal. 1057
5 J.I Packer, Merrill C. Tenney, William White Jr, “Orang
Farisi”, Ensiklopedi Fakta Alkitab, Bible Almanac 2, Malang: Gandum Mas,
2001, hal. 1057
9 Merrill C. Tenney, “Pharisees”, The Zondervan Pictorial
Encyclopedia of The Bible, Vol. IV, Grand rapids Michigan: The Zondervan Publishing
House, 1978, hal. 749
14 J.I. Packer, Merrill C. Tenney, William White Jr, Dunia
Perjanjian Baru, Surabaya: Gandum Mas, hal. 104
0 comments:
Post a Comment