SEJARAH GEREJA INDONESIA
1. Sejarah gereja bukan berbicara atau menulis soal data obyektif saja.
2. Sejarah gereja adalah ilmu yang memberikan penilaian terhadap gereja dalam konteks sejarahnya.
3. Ilmu ini memiliki fungsi "teologis kritis" (van den End, 4).
4. Obyek sejarah:
a. Siapa? Si perintis/pekabar Injil
b. Tetapi perlu ditambah bagaimana respons dari penerima Injil:
1) Ibadah
2) Doktrin gereja yang termodifikasi oleh konteks
3) Iman sehari-hari dalam konteks budayanya
4) Perkembangan organisasi
c. Cara Firman Tuhan disampaikan yaitu dengan metode apa saja. Setiap gereja/organisasi punya keunikan dan cara masing-masing.
d. Perlu mengenal latar belakang misi/organisasi yang membawa Injil ke Indonesia. Misalnya, apa latar belakang misi C&MA (yang menjadi Gereja Kemah Injil Indonesia). Setiap organisasi/denominasi punya corak tersendiri yang dibawa ke Indonesia. Biasanya tradisi induk gereja/organisasi mempengaruhi gereja baru di Indonesia.
e. Faktor eksternal: agama di sekitarnya, budaya dan adat istiadat, serta susunan masyarakat, dan juga modernisasi.
5. Bagaimana menentukan titik permulaan sejarah gereja (dalam konteks ini di Indonesia)?
a. Adanya pelayanan baptisan pertama kepada orang setempat (van den End, 9). Inilah bibit gereja.
b. Tidak perlu menunggu berdirinya sebuah gereja.
c. Atau tidak perlu berfokus kepada tanggal masuknya seorang penginjil, atau terbentuknya sinode.
d. Jadi gereja di Indonesia dianggap dimulai pada abad ke 16 .
6. Bagaimana belajar sejarah gereja Indonesia:
a. Perlu belajar sejarah masuknya Katolik Roma oleh Portugis
b. Metode periodisasi:
1) 1522-1800: negara yang berperan dalam perluasan misi dan tidak terlibatnya orang nasional.
2) 1800- sekarang: meluasnya misi, terlibatnya orang nasional, dan munculnya kesadaran politik di antara orang Kristen (van den End, 11-2).
KONTEKS MASYARAKAT INDONESIA PADA ABAD KE-16
1. Indonesia adalah termasuk daerah penting dalam perdagangan dunia karena hasil rempah-rempahnya.
2. Agama asli masyarakat Indonesia dapat disimpulkan sebagai "agama suku" (van den End, 13).
a. Setiap suku memiliki agama masing-masing.
b. Tetapi coraknya sama yaitu terikat pada suku tersebut, dan tak bisa dipisahkan dari adat/budaya suku tersebut, dewa hanya untuk suku tersebut, dan memiliki mitos tersendiri.
c. Hidup dalam dunia spiritisme.
d. Tata masyarakat yang kolektivisme.
3. Kedatangan agama Hindu, Buddha dan Islam:
a. Indonesia (Maluku) dikenal dengan rempah-rempah. Para pedagang membawanya ke Jawa dan Sumatera dan diekspor ke India, sehingga terjadi mata rantai perdagangan yang luas dan besar pada waktu itu.
b. Muncul kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, Pajajaran dan juga muncul kerajaan-kerajaan kecil.
c. Agama Hindu dan Buddha sejak abad ke-7 datang ke Indonesia melalui perdagangan. Di Sumatera berkembang agama Buddha dan di Jawa berkembang agama Hindu.
d. Agama Hindu tidak mengubah agama suku, malah terjadi saling memperkaya agama setempat, sehingga Hindu yang ada di Indonesia tidak sama dengan Hindu yang ada di India.
e. Agama Islam juga datang lewat jalur perdagangan pada abad ke 13:
1) Perdagangan dan penyiaran Islam lewat kota pelabuhan-pelabuhan.
2) Pernikahan dengan puteri bangsawan setempat (van den End, 20).
3) Raja-raja yang menerima Islam meneruskan pengislaman ke pedalaman..
4) Daerah yang telah Islam adalah Aceh, Malaya, Sumatera, Jawa dan Maluku. Jadi Islam sudah menjadi agama di tempat strategis wilayah Indonesia bagian Barat.
KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS KE INDONESIA
1. Portugis adalah bangsa Eropa yang mulai berekspansi dalam perdagangan rempah-rempah dan ingin sendiri mendapatkan rempah-rempah. Ini didorong dari ketergantungan dengan Turki dan bangsa Arab lainnya, karena pengalaman mereka dijajah orang Arab dan Berber (Afrika Utara) yang umumnya bergama Islam.
2. Tahun 1511 Portugis menguasai Malaka dan terus menjelajah ke Jawa dan Maluku.
3. Tujuan ekspansi meliputi tiga hal: "GOD, GOLD, GLORY"
4. "God" artinya mereka pergi ke luar ingin membawa dan menyiarkan agama Katolik kepada daerah yang didudukinya atau tempat di mana mereka berpijak. Paus mendorong raja untuk meluaskan kerajaan dengan janji bahwa di mana daerah diduduki, maka itu menjadi hak mereka. Dengan demikian raja mengutus dan membiayai misi Katolik. Ini disebut dengan sistem "padroado" yaitu raja adalah tuan dan pelindung gereja.
5. "Gold" artinya mereka pergi ke luar mencari kekayaan dengan berdagang yaitu alasan ekonomi.
6. "Glory" adalah kemuliaan bangsa Portugis dan kerajaannya dari segi politis dengan melemahkan kekuatan Turki dan bangsa-bangsa yang pernah menjajahnya.
7. Paus membagi dua daerah ekspansi yaitu Amerika untuk Spanyo; dan Asia untuk Portugis. Pembagian ini berdasarkan jalur laut yang berbeda. Spanyol lewat "belakang" yaitu Atlantik sehingga bertemu Amerika dan akhirnya pernah kesasar ke Filipina (Filipina jajahan Spanyol). Sedangkan Portugis lewat jalur selatan benua Afrika dan masuk India.
8. Perbedaan jajahan Spanyol dan Portugis (van den End, 30):
a. Spanyol:
1) Menjajah seluruh daerah yang ditemukan (Amerika Tengah dan Filipina).
2) Agama yang ditemui adalah agama suku sehingga para misionaris lebih mudah mengkristenkan mereka semua.
3) Jadi jajahan Spanyol umumnya semua berhasil berpindah ke agama Katolik. Contohnya orang Filipina merasa dirinya identik dengan Katolik.
b. Portugis:
1) Mendirikan benteng dan menjajah daerah di sekitar benteng dengan skop yang kecil.
2) Mereka masuk di mana sudah ada agama Hindu, Buddha, dan Islam di mana tidak mudah mengubah agama mereka.
9. Portugis ingin memonopoli perdagangan dengan cara menguasai lautan. Mereka mengembangkan konsep perang terhadap lawan dagang, yang terutama lawan mereka adalah pedagang Islam.
10. Tahun 1511 Portugis telah berhasil menguasai Malaka dan tahun 1522 berhasil membangun benteng di Ternate.
11. Tiga pusat kekuasaan Portugis di Asia: Doa di India, Malaka, dan Ternate. Ternate inilah yang menjadi pangkalan militer sekaligus pangkalan misi di Indonesia Timur. Ingat pada waktu itu Ternate telah diislamkan, sehingga seringkali terjadi perang antara Ternate dan Portugis.
12. Dipilihnya Maluku menjadi pusat militer dan dagang, karena di samping faktor rempah-rempah, juga kegagalan Portugis menguasai tanah Jawa baik itu di Sunda Kelapa dan Kerajaan Pajajaran.
13. Portugis mendapat tempat sekutu dengan kerajaan yang ada di Halmahera. Karena pada zaman itu politik dan agama sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, maka semua daerah itu beralih ke agama Kristen.
14. Tahun 1600-an kerajaan Ternate mulai membesar dan mengalahkan Portugis, apalagi kemudian Belanda datang dan berhasil mengusir Portugis. Sehingga Portugis berpindah ke NTT dan Timor Loro Sae (dulu Timor Timur).
15. Kesimpulan:
a. Kedatangan Portugis ke Indonesia adalah terutama soal perdagangan.
b. Katolik Roma yang lebih dahulu dibawa oleh Portugis ke Indonesia.
c. Metode PI adalah dibawa oleh negara dengan cara pendekatan kekuasaan, sikap paternalistis, dan pada saat yang sama ekonomi dan politis yang didahulukan dalam usaha misi. Kelihatannya cara seperti ini gagal mencapai maksud misi.
MISI KATOLIK DI MALUKU SAMPAI TAHUN 1540-AN
1. Kurang lebih tahun 1500-an Maluku telah diislamkan sehingga muncul kerajaan Islam yang terkenal yaitu Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo. Namun yang paling sukses adalah kerajaan Ternate yang berhasil mengembangkan jajahan dan mengislamkan Maluku Utara dan juga di Selatan.
2. Tahun 1522 Portugis berhasil membangun benteng di Ternate atas undangan sultan Ternate.
3. Hubungan Portugis dan Ternate adalah hubungan benci dan rindu. Di satu segi Ternate diuntungkan secara dagang karena bisa berdagang dengan Portugis secara istimewa dan tidak dinikmati oleh kerajaan lain. Namun Ternate seringkali marah dan kecewa karena Portugis dengsn misinya berhasil mengkristenkan daerah/kerajaan kecil yang secara politis bisa merupakan ancaman bagi eksistensi Ternate. Begitu pula kelakuan moral orang Portugis yang rendah mengakibatkan kejengkelan orang Ternate.
4. Usaha penginjilan pertama dilakukan oleh seorang awam tahun 1533/4 di Mamuya (Halmahera). Orang di daerah ini masih menyembah nenek moyang. Karenanya daerah ini seringkali diserang oleh kerajaan Islam. Dan oleh orang asing ini dianjurkan untuk datang kepada Portugis untuk meminta bantuan. Kepala suku yaitu Kolano Mamuya akhirnya menjadi Kristen dengan nama Don Joao dan juga mengkristenkan daerahnya dibantu oelh imam yaitu Simon Vaz. Mereka dimasukkan ke dalam "Corpus Christianum" yaitu terhisab ke dalam umat Katolik-Portugis. Di sini faktor politik yang menyebabkan mereka menerima ajaran baru.
5. Metode Simon Vaz (rahib Fransiskan):
a. Di tiap kampung yang menerima Kristen dibuat salib besar dan kemungkinan gereja.
b. Imam-imam didatangkan dan misa hanya dijalankan para imam.
c. Yang diajarkan adalah rumusan pokok iman Krsiten, Doa Bapa Kami, Keduabelas Pasal Iman, Salam Maria.
6. Tahun 1536 jemaat-jemaat Kristen dikalahkan oleh kerajaan Jailolo yang dibantu Spanyol. Simon Vaz mati terbunuh, Don Joao tidak mau menyangkal iman, tetapi banyak yang murtad karena penganiayaan.
7. Panglima Antonio Galvao tahun 1536-1540 berhasil memulihkan keadaan di Halmahera dan misi kembali berjalan. Begitu pula banyak tokoh masyarakat Ternate yang menjadi Kristen. Tetapi pengganti Galvao sibuk dengan urusan dagang, sehingga misi menjadi merosot.
8. Tahun 1538 Portugis berhasil mengkristenkan Ambon (Maluku Selatan) di mana Islam juga sudah masuk terlebih dahulu. Karena sukses mengalahkan Islam dari Jawa yang ingin membantu kampung Islam di Ambon untuk mengalahkan kampung yang belum Islam, maka kampung-kampung yang masih menganut agama nenek moyang akhirnya memilih masuk Kristen. Ribuan orang dipabptis baik di Ambon maupun di Halmahera Utara.
9. Kesimpulan:
a. Politik dan dagang yang menentukan maju dan mundurnya pekerjaan misi.
b. Kemunduran misi karena terjadi perang antar kerajaan/kampung yang berkelanjutan.
c. Imam-imam sangat sedikit.
d. Orang Portugis gagal menunjukkan contoh hidup Kristen yang baik.
BANGKITNYA KONTRA REFORMASI DALAM HUBUNGAN DENGAN MISI DI ASIA
1. Muncul Kontra Reformasi di Eropa. Kontra Reformasi adalah:
a. Gerakan yang muncul di dalam gereja Katolik yang bermaksud memadamkan gerakan Protestantisme yang dipelopori Marten Luther.
b. Gerakan pembaharuan di dalam Katolik Roma yang menekankan bahwa negara bukan pelayan gereja atau gereja bukan negara, di mana implikasinya kepada misi Kristen. Jadi misi Kristen harus disebarluaskan terlepas dari apakah menguntungkan atau tidak dari segi politik negara.
c. Tahun 1540 Ordo Serikat Yesus didirikan oleh Ignatius de Loyola. Ia seorang tentara yang kemudian mengabdikan dirinya menjadi pahlawan Allah dengan memakai senjata rohani. Jadi dalam ordonya, ia mengembangkan disiplin kerohanian yang dikenal dengan bukunya "Spiritual Exercises".
d. Tujuannya adalah mengumpulkan dan menjadikan seluruh dunia dalam gereja Kristus, yaitu Katolik. Di mana pengikutnya harus mengabarkan Injil kepada orang bukan Kristen, menghancurkan penyesat dalam hal ini Protestan, dan membimbing umat Katolik dalam kerohanian.
2. Akibat gerakan ini muncul para misionaris yang memisahkan diri dari negara, seperti Franciscus Xaverius (Ke Maluku, Jepang, Tiongkok), de Nobili ke India, Matius Ricci ke Tiongkok.
3. Para misionaris ini memiliki beberapa pendekatan:
a. Mereka melakukan kritik terhadap negara dan membela hak-hak orang pribumi.
b. Mereka tidak sekadar membaptis, tetapi dilanjutkan dengan pengajaran agama dan bimbingan sampai dapat merayakan misa.
c. Mereka adalah kelompok yang gigih di ladang misi yang rela mengorbankan nyawa demi kebesaran gereja. Meskipun menghadapi aniaya, hidup miskin, penyakit dan bencana mereka tetap bertahan.
d. Cuma masih juga terjadi keterbatasan yaitu para misionaris ini masih di bawah negara juga dengan sistem padroadonya, baptisan massal karena politik masih berlangsung, pengajaran agama yang kurang masih merupakan kendala yang tidak dapat diatasi.
FRANSISKUS XAVERIUS KE MALUKU
1. Fransiskus Xaverius (1506), seorang Spanyol yang menjadi murid pertama Ignatius de Loyola. Datang ke Asia karena mengganti teman yang sakit tahun 1542.
2. Ia tiba di Goa, India. Ia ditugaskan mleyani orang Portugis yang kehidupannya bobrok. Tetapi selama dua tahun ia lebih berfokus kepada orang pribumi di Goa bagian Utara.
3. Kemudian dia berangkat ke Malaka setelah mendengar adanya peluang di Sulawesi Selatan (di mana ia tidak pernah sampai di Sulawesi Selatan). Di Malaka, ia belajar bahasa Melayu dan berangkat ke Maluku. Ia melayani selama 15 bulan (1546-47) yang pelayanannya meliputi Ambon, Ternate, Halmahera.
4. Kemudian dia ke Jepang, dan meninggal ketika berupaya memasuki Tiongkok tahun 1552. Dia dinyatakan sebagai santo (orang kudus) tahun 1622 oleh Gereja Katolik Roma.
5. FX dikenal sebagai orang yang sangat rajin, bersemangat, dan mempunyai strategi misi yang baru:
a. Pendidikan agama yang intensif dengan cara menghafal dan membuatkan syairnya untuk dilagukan. Pendidikan berjalan satu tahun sampai orang-orang menghafall isinya. Pendidikan agama meliputi rumusan pokok iman Kristen, pengakuan iman rasuli, Doa Bapa Kami, Slaam Maria, Ke Sepuluh Firman, dsb.
b. Ia berkeliling desa pada malam hari dan mengajak berdoa (doa Katolik seperti mendoakan orang mati agar melewati api penyucian dan mewartakan pertobatan)
c. Ia bersahabat dengan orang Islam di Ternate
d. Ia mengunjungi daerah Kristen yang lama terlantar yaitu di Halmahera.
e. Di Ambon dia memakai jurubahasa untuk pelayanannya.
f. Ia juga berkeliling dari rumah ke rumah untuk mewartakan pertobatan dan mendoakan orang sakit, dan mengajar orang Kristen untuk berdoa.
g. Ia langsung membaptis orang yang percaya dengan cepatnya. Ia menyadari perlunya bimbingan lanjut, maka dia mengangkat beberapa pengajar dari antara mereka yang paling maju pengetahuannya.
h. Ia minta didatangkan imam-imam untuk melayani ribuan orang yang percaya.
6. Pelayanan FX berlanjut ke Leitimor, Pulau Seram, Saparua, Nusa Laut. Namun pelayanan di sini kurang berhasil.
7. Ia hanya perintis, kemudian meninggalkan Maluku menuju Jepang. Ia sangat dicintai orang di Maluku sehingga orang menangis waktu meninggalkan Malku. Banyak cerita ajaib yang melegendakan FX seperti doa minta hujan di Saparua, salib yang hilang ditemukan dan dikembalikan oleh kepiting besar (Van den End, 51).
AKHIR MISI KATOLIK (PORTUGIS) DI INDONESIA (kesimpulan awal)
1. Tahun 1570 kekuasaan Portugis sudah mundur, sehingga mempengaruhi pekerjaan misi Katolik juga.
2. Kejatuhan dimulai dengan dibunuhnya Sultan Hairun di benteng Portugis. Akibatnya adalah orang Kristen dianiaya, ribuan orang murtad. Portugis dibenci, jumlah orang Kristen berkurang, misi tinggal sedikit. Begitu surut kekuasaan Portugis yang berakibat surutnya kekristenan di Maluku.
3. Belanda ikut andil dalam menghancurkan kekuasaan Portugis dan mengambil alih orang Katolik dan menjadikan mereka Prostestan.
4. Portugis menyingkir ke Pulau Timor dan Flores yang sampai saat ini Katolik masih dominan di daerah tersebut.
PERKEMBANGAN KATOLIK DI MALUKU UTARA (1547-AKHIR ABAD KE-18)
1. Dalam tahun sesudah 1547 sampai 1570 usaha misi semakin berkembang karena daerah yang semakin luas dan juga Serikat Yesus menjadikan Ternate sebagai daerah misi mereka.
2. Tetapi pada zaman ini juga gereja mengalami banyak penderitaan karena persoalan politik. Ini terjadi karena penduduk Ternate kebanyakan beragama Islam, dan Serikat Yesus terikat pada pemerintahan Portugis di sana.
3. Pergolakan politik terjadi Sultan Hairun ingin memperbesar kerajaannya meliputi seluruh Maluku. Pada prinsipnya Sultan Hairun tidak menyukai Portugis karena:
a. Bila ada daerah yang menjadi Kristen maka akan menjadi rintangan bagi Hairun untuk mewujudkan ambisinya.
b. Dia ditangkap dua kali oleh Portugis tanpa sebab yang jelas sehingga mempermalukan dia yang baginya merupakan penghinaan. Tetapi dia tidak mau pangkalan Portugis pindah karena faktor dagang.
4. Perkembangan misi banyak bergantung kepada faktor politik antara kerajaan Ternate dan kerajaan-kerajaan lainnya serta Portugis. Jadi bila Ternate berperang dengan kerajaan lain baik yang Islam maupun agama suku, maka mereka meminta bantuan Portugis dan bersekutu dengan Portugis berarti menerima agama mereka.
5. Usaha misi yang paling maju adalah di Halmahera Utara dan Morotai. Tetapi karena Hairun mendapat penghinaan Portugis di mana dia ditawan dan cengkehnya dirampas, maka dia membalas dengan menganiaya orang-orang Kristen. Orang Halmahera dipaksa untuk masuk Islam, termasuk yang meninggal adalah Don Joao, kepala suku Mamuya. Tetapi perkembangan misi tidak dapat dibatasi. Pada tahun 1565 jumlah kampung Kristen sebanyak 47 buah dengan jumlah 84.000 jiwa.
6. Pergolakan politik tambah memanas ketika Raja Bacan dibaptis dan beberapa keluarga dari kerajaan Tidore juga dibaptis. Ini membuat Sultan Hairun semakin bertekad untuk mengalahkan Portugis.
7. 1568/1569 adalah masa puncak perkembangan misi, tetapi tahun 1570 terjadi pembunuhan terhadap Sultan Hairun oleh panglima Portugis. Anak sultan kemudian membalas dengan memerangi Portugis sehingga orang Portugis yang kalah dan yang tersisa terpaksa mengungsi ke Ambon dan Tidore. Pekerjaan misi ikut terkena imbasnya, terutama dianiayanya orang-orang Kristen di Halmahera. Banyak orang yang murtad karenanya. Dan gereja di Halmahera dapat dikatakan hancur. Jemaat di Bacan dan Tidore dalam jumlah kecil masih eksis di bacan dan Tidore selama berpuluh-puluh tahun.
8. Tahun 1580, Portugis yang dibantu Spanyol menyerang kembali Ternate dan berhasil ditaklukkan tahun 1606. Dari tahun ini sampai 1613 misi dapat dijalankan lagi di Halmahera.
9. Tahun 1613 misi kembali mengalami kemunduran karena Portugis mulai terdesak dan kali ini dikalahkan oleh Belanda. Kedatangan Belanda menyebabkan pekerjaan misi runtuh, karena Belanda lebih mementingkan perdagangan dan tidak memikirkan penginjilan. Kalaupun ada Kristen Protestan di Ternate, itu hanya merupakan jemaat benteng saja yaitu orang Belanda sendiri, serta orang Indonesia yang merupakan pegawai kompeni.
PERKEMBANGAN MISI KATOLIK DI MALUKU SELATAN (1538-1605)
1. Tahun 1538 ada tiga kampung yang menerima kekristenan dan beberapa tahun kemudian menjadi tujuh kampung. Tujuh kampung ini berada di Leitimor.
2. Pekerjaan misi berkembang terus sehingga sebagian besar kampung-kampung Ambon meneriman kekristenan, begitu juga di kep. Lease, serta di Pulau Buru yang mencapai ribuan orang.
3. Yang menarik adalah walaupun para misi sedikit, penginjilan berjalan terus. Bahkan dalam 20 tahun, imam hanya melayani dalam 5-6 tahun, selebihnya hanya dilayani oleh orang lokal yang telah maju dalam katekisasinya. Alasan para imam ini sedikit karena kesulitan imam dalam menyesuaikan diri, karena mati sahid, bahkan karena musibah tenggelam, dsb.
4. FX mengangkat beberapa tenaga pengajar pribumi yang dinamakan "katekit" di mana mereka menjadi tulang punggung dalam mempertahankan jemaat Kristen manakala para imam tidak ada.
5. Tahun 1557 Ternate menyerang Ambon dan berusaha menganiaya dan memaksa orang Kristen kepada Islam. Banyak yang murtad, tetapi banyak juga yang bertahan. Sebenarnya pada awalnya bukan konflik agama, tetapi pergolakan antar kampung serta persaingan dengan Ternate dan Tidore, tetapi kemudian dikaitkan dengan masalah agama.
6. Tahun 1569/70 misi berhasil membaptis sekitar 8000 orang dan kekristenan berkembang sampai ke Seram Selatan. Ketika Belanda berhasil menguasai Ambon dari Portugis tahun 1605, maka jumlah orang Kristen di Ambon, Lease dan Seram adalah 16.000 orang.
7. Gereja tidak betumbuh sebagaimana mestinya. Gereja tidak bertambah dan jemaat tidak terurus. Ini dikarenakan:
1. Penggembalaan tidak berjalan dengan baik terutama di kampung kampung dan pedalaman yang jauh dari benteng Portugis.
2. Tidak ada upaya untuk mendidik tenaga pribumi untuk menjadi imam/pastor.
3. Perang yang seringkali terjadi.
MASUKNYA MISI PROTESTAN KE MALUKU DI BAWAH VOC
1. Tahun 1605 VOC (organisasi dagang Belanda) berhasil merebut benteng Portugis yang ada di Ambon dan Banda.
2. Belanda datang membawa pengaruh yaitu damainya kampung-kampung yang berperang di Ambon dan Lease.
3. Misi VOC adalah perdagangan dan mereka menggantikan Portugis dalam menguasai perdagangan rempah-rempah. Belanda memakai kekuatan militer dalam menguasai perdagangan rempah-rempah sehingga mengalahkan Banda, Hitu, Seram Barat. Pusat produksi rempah-rempah dipusatkan di Ambon-Lease, dan Banda. Sedangkan di daerah lain dihancurkan oleh VOC (sistem hongi yaitu penghancuran pohon oleh VOC).
4. VOC juga meminta penduduk yang beragama Katolik pindah ke agama Protestan. Jadi penduduk yang beragama Katolik pada zaman Portugis menjadi Protestan pada zaman Belanda. Prinsipnya "yang mempunyai negara, menentukan agama".
5. Cuma masalahnya VOC belum memiliki tenaga pendeta/misi yang melayani orang Kristen di sana, dan yang ada hanyalah seorang "penghibur orang sakit."
6. Orang Kristen di sana tetap setia dalam kekristenan walaupun pelayanan rohani kurang, bahkan daerah pedalaman dan pulau lain terlantar.
7. Tahun 1607 kapal-kapal Belanda membawa mantri kesehatan yang kemudian membuka sekolah dengan pengajaran agama dan pelajaran membaca dan berhitung.
8. Tahun 1612 datanglah pendeta pertama tiba di Ambon, dan sejak itu terus didatangkan pendeta-pendeta untuk Ambon. Daerah pedalaman mendapat sistem perkunjungan setiap dua atau tiga kali setahun.
9. Kehidupan rohani di pedalaman tidak terlalu mendapat perhatian dan hanya dilayani oleh guru-guru sekolah. Penduduk di negeri-negeri minta juga supaya di tiap daerahnya ada sekolah. Permintaan dipenuhi dan guru sekolah adalah juga guru jemaat. Mereka berkhotbah tetapi hanya membacakan khotbah yang telah diberikan oleh pendeta Belanda.
10. Para pelayan mulai memadai dan pelayanan rohani mulai juga teratur sehingga jemaat berkebang di Ambon-Lease. Pada tahun 1700-an jumlah jemaat menjadi 33.000 jiwa dari 16.000 pada zaman Portugis. Tiap daerah/negeri dibangun gereja.
11. Cara penggembalaan:
1. Ada ibadah rutin setiap minggu dengan bahasa Melayu.
2. Tata ibadah memakai tata cara gereja Belanda
3. Sakramen Perjamuan Kudus dilaksanakan beberapa kali setahun.
4. Pendeta mengajakan perkunjungan penggembalaan ke daerah-daerah.
5. Doa malam tiga kali seminggu yang sekaligus berfungsi sebagai katekisasi karena adanya penghafalan pokok-pokok iman Kristen.
12. Strategi yang terpenting adalah menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Melayu. Yang pertama kali berhasil diterjemahkan adalah Injil Matius tahun 1629. Tahun 1668 PB selesai diterjemahkan seluruhnya. Dan tahun 1731-1733 seluruh Alkitab diterjemahkan dengan nama Terj. Leydecker sesuai nama penerjemahnya.
13. Selain itu diterjemahkan juga buku-buku katekisasi, buku pembinaan, doa-doa, formulir-formulir, serta khotbah-khotbah, dll.
14. Bahasa yang dipakai dalam penerjemahan adalah Bahasa Melayu karena umumnya dipakai sebagai bahasa perdagangan di Indonesia, dan bahasa daerah miskin kata.
15. Pdt. Heurnius yang tertarik menggunakan Bahasa Ambon dan melakukan banyak penerjemahan sehingga banyak juga yang tertarik dengan kekristenan. Tetapi kemudian Bahasa Ambon tersingkir dan digantikan dengan Bahasa Melayu.
16. Bagaimana dengan orang Belanda melihat agama suku? Umumnya bersifat negatif karena dianggap sebagai kekafiran sehingga dimusnahkan. Namun dengan larangan dan tanpa pengertian yang jelas akan kekristenan akhirnya menghasilkan sinkretisme. Misalnya, air baptisan diminum, roti Perjamuan Kudus dibawa pulan dan dijadikan obat,dst. Jadi nampaknya kekristenan menguasai orang Mabon, tetapi sebenarnya keyakinan yang dahulu tetap eksistensinya.
17. Walaupun ada bentuk sinkretisme, terdapat juga upaya penyesuaian kekristenan dengan agama setempat dan kebudayaan menyesuaikan diri dengan kekristenan. Inilah upaya indigenisasi.
18. Pada tahun 1590-an VOC berhasil menguasai Banda yang penduduknya adalah beragama Islam. Penduduk ditaklukkan, dibunuh dan diusir. Sebagai gantinya didatangkan orang-orang pendatang ke Banda yang mana merupakan orang Kristen.
19. Ada upaya penginjilan yang dilakukan untuk orang Banda, namun tidak terlalu membuahkan hasil malah terjadi perang dengan kelompok Islam yang masih ada.
20. Sejak tahun 1635 gereja berkembang di Kei, Aru, Tanimbar dan pulau-pulau Selatan Daya.
21. Tahun 1780 kekuasaan VOC merosot yang berakibat pula kemorostan kekristenan karena para pendeta sudah tidak lagi menangani jemaat. Kehidupan gereja berjalan oleh tenaga pribumi yang dikenal dengan guru jemaat yang sekaligus adalah guru sekolah. Keadaan ini berlangsung sampai tahun 1815 sampai kedatangan Joseph Kam.
KERISTENAN MASUK SULAWESI UTARA DAN SANGIHE TALAUD (1563-1800)
1. Latar belakang politisnya adalah Sultan Hairun dari Ternate ingin memperluas daerah kekuasaannya sampai Minahasa. Namun Portugis tidak rela dan mendahului pergi ke sana.
2. Portugis tiba di Manado yang disebut Manado-lama yang ada terletak di pulau-pulau kecil lepas pantai Minahasa pada bulan Mei 1563 dan juga didampingi seorang imam yaitu Pater Magelhaes.
3. Pekerjaan misi disambut oleh raja dan rakyatnya sehingga dalam tempo dua minggu raja dan 1500 rakyatnya dibaptis. Kemudian dibaptis juga raja Pulau Siau yang diikuti oleh rakyatnya beberapa tahun kemudian.
4. Pater Magelhaes juga membaptis di Kaidipan (daerah pantai Utara daerah Gorontalo) sebanyak 2000 orang.
5. Begitu pula beberapa tahun kemudian misi Yesuit berhasil membaptis banyak orang di Sangihe Talaud.
6. Tetapi kelemahan yang paling mencolok adalah para misionaris hanya membaptis, tetapi tidak melayani sehingga mereka kembali hidup dalam kekafiran. Itu sebabnya misi Yesuit memutuskan untuk perlu pelayanan pengajaran yang mantap sebelum dibaptis.
7. Akibat suasana politik di Ternate di mana Portugis mengalami kemunduran, maka misi juga ditarik, sehingga baru dapat dilayani tahun 1585. Namun keadaan tidak diduga bahwa "kekristenan telah lenyap", baik karena pelayanan lanjutan yang tidak ada maupun karena berhasilnya Ternate menyerbu Minahasa dan Sangihe Talaud. Hanya beberapa yang tersisa di Siau dan Manado.
8. Pekerjaan misi kembali dimulai setelah Spanyol berhasil merebut Maluku Utara tahun 1606.
9. Tahun 1619 pelayanan misi diarahkan ke pedalaman Minahasa yaitu di Tondano dan Tomohon. Misi ini gagal karena ketika mereka tiba, panen gagal sehingga mereka ditubuh penyebabnya. Di samping itu kegagalan karena beberapa misionaris ada yang meninggal karena sakit, mati sahid dibunuh, dan musibah tenggelam.
10. Tahun 1644 VOC masuk ke sana tahun 1644 dan orang Katolik di sana berpindah ke Protestan.
11. Tahun 1666 VOC membangun benteng di Manado karena dijadikan gudang perbekalan, sedangkan Sangihe Talaud VOC memerlukan cengkeh mereka.
12. Tahun 1677 VOC berhasil menguasai Sangihe Talaud dan Raja Siau yang menguasai sebagaian kepulauan Sangihe berpindah masuk Protestan.
13. Ketika Belanda masuk Manado-lama ada 500 orang Kristen di sana, dan di Minahasa ada 2.500 orang Kristen pada tahun 1705. Sedangkan di Sangihe Talaud orang Kristen mencapai 10.000 jiwa sampai tahun 1677.
14. Sayangnya walaupun telah banyak orang Kristen di sana, ternyata pendeta Belanda yang datang hanya datang berkunjung melayani sewaktu-waktu dan tidak ada yang menetap di sana. Kekristenan menjadi lemah karenanya, sehingga sinkretisme terjadi. Proses pengkristenan sesungguhnya tidak terjadi pada abad ke 17 dan 18 di Minahasa. Apalagi setelah VOC merosot pada akhri abad ke 18 sama sekali orang Kristen di sana menjadi terlantar.
KEKRISTENAN DI NUSA TENGGARA TIMUR (1556-AWAL ABAD 19)
1. Negara kolonial seperti Portugis dan kemudian Belanda tertarik ke NTT karena terkenal dengan kayu cendananya. Portugis berhasil membangun pusat perdagangan di Pulau Solor, sebeah timur kepulauan Flores.
2. Tahun 1556 seorang misionaris dari ordo Dominikan yaitu Antonio Taveira berhasil membaptis 5.000 orang di Timor dan juga banyak jiwa di Larantuka.
3. Ordo Dominikan agak berbeda dengan ordo Yesuit dan Fransiskan di mana ordo Dominikan melakukan pelayanan kepada orang kaya dan bahkan menjadi pengusaha, sedangkan ordo Yesuit dan Fransiskan adalah ordo yang memelopori kehidupan disiplin dan sederhana.
4. Pater-pater yang ada kemudian membangun benteng di Solor dan menjadi pemimpin pemerintahan. Begitu pula ketika kekristenan berkembang, mereka mengirim dua orang untuk studi keimaman di Malaka. Sayang setelah mereka kembali ternyata mereka murtad.
5. Pada akhir abad ke 16 jumlah orang yang dibaptis telah mencapai 25,000 jiwa dengan pusat agamanya adalah di Solor. Di Solor inilah terdapat komunitas orang Portugis, orang pribumi yang sudah Katolik, di mana ada beberapa gereja dan sekolah di sekitar benteng itu.
6. Tahun 1613 misi Katolik mengalami kemunduran akibat dari kedatangan Belanda yang berhasil merebut benteng Solor. Setelah tahun berikutnya perang masih terjadi dengan melibatkan penduduk lokal yang pro Belanda dan pro Portugis. Bila Portugis menang, maka misi Katolik mengalami kemajuan, dan sebaliknya. Tampaknya Belanda akan menjadikan penduduk di sana Protestan. Tetapi hal itu tidak terjadi karena diizinkannya para pater Katolik tinggal di sana. Ini dikarenakan Belanda tidak menganggap NTT penting dari segi perdagangan.
7. Para pater Katolik kemudian mejadikan Larantuka sebagai "negara" Portugis yang mana merupakan pangkalan agama Katolik. Para pater adalah pemimpinnya, dan terlibat dalam perdagangan dan menguasai bisnis, sehingga mereka sangat kaya dan juga mempunyai gundik.
8. Protestantisme akhirnya mendapat tempat di hati penduduk yang ada di Timor (Kupang). Sejak tahun 1670 sudah dikirim pendeta Belanda ke Kupang dan didatangkan lagi tahun 1687. Namun perkembangan kekristenan cukup lambat, hanya ada satu-dua raja yang dibaptis. Sampai tahun 1719 baru ada 84 orang Kristen di sana. Dan tahun 1753 berjumlah 1300 jiwa.
9. Tahun 1740-an terjadi gerakan masal kepada agama Kristen yang terjadi di Pulau Roti dan di Pulau Sawu. Ada ribuan orang yang dibaptis pada waktu itu.
10. Tahun 1749 terjadi peristiwa ajaib ketika Portugis menyerang Kupang. Dan semua penduduk maju melawan Portugis setelah mendengarkan Firman Tuhan. Portugis mundur dan wibawa Balanda semakin meningkat di Timor.
11. Tahun 1770 perkembangan kekristenan terhambat ketika VOC mulai bangkrut sehingga tidak ada pendeta yang melayani jemaat-jemaat di Timor. Neks.....
0 comments:
Post a Comment